Jumat, 27 Desember 2013

SOAL UAS MANAJEMEN ORGANISASI & KELEMBAGAAN ISLAM KELAS 5D1-1,5D1-2 & 5D2, SEMESTER GASAL 2013-2014

Ketentuan Umum :
1. UAS ini sifatmya take-home exam (dikerjakan di rumah)
2. hasil jawaban di ketik rapi dengan mencantumkan di pojok kanan atas, Nama,NIM,Konsentrasi/Kelas
3, Hasil jawaban diserahkan pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2014 (sesuai jadwal UAS) di ruang Akademik (staf Prodi MD) dengan menanda-tangani absensi kehadiran UAS,

Soal :
1. Teori Manajemen Islam mempunyai beberapa karakteristik dibanding dengan teori manajemen Modern pada umumnya, Di antara karakteristik nya adalah bahwa manajemen Islam selalu konsen terhadap segala variabel yang berpengaruh terhadap aktivitas manajemen baik internal maupun eksternal.
Coba sebutkan variabel-variabel apa sajakah yang berpengaruh terhadap aktivitas manajemen !

2. Manajemen Islam /Syari'ah merupakan bagian dari sistem sosial.
Apa maksudnya? Jelaskan bila perlu diperkuat dengan ayat Al Qur'an maupun Hadist.

3.Dalam konsep Manajemen Islam selalu di tekankan adanya Kepemimpinan yang berperikemanusiaan.
Apakah yang dimaksud ? Bandingkan dengan teori manajemen pada umumnya!

4. Buatlah contoh sebuah  proses manajemen dari satu organisasi (dengan mengambil sampel satu organisasi Islam yang Anda kenal/tahu)!

5. Menurut Anda,apa sesungguhnya Out-put dari Manajemen Organisasi dan Kelembagaan Islam ?

SELAMAT MENGERJAKAN !

Minggu, 08 Desember 2013

Lanjutan Materi Manaj, Organisasi & Kelembagaan Islam 9-10 Desember 2013

Proses Manajamen

      Suatu proses untuk mengolah input yang dimiliki oleh masyarakat muslim dalam                         sebuah manajemen,sehingga akhirnya menghasilkan output. Menggunakan segala kekuatan,pengalaman,kompetensi dan kemampuan lainnya untuk mengolah input.
 Proses manajemen terdiri dari 4 variabel yang saling berkaitan satu sama lainnya,sehingga akan menghasilkan interaksi yang dinamis dalam sebuah manajemen. Variabel dimkasud adalah sebagai berikut :

  • Menyediakan dan menyempurnakan sumberdaya insani atau materi yang mendukung (kekuatan)
  • Anggota masyarakat konsen dan berpegang teguh pada nilai-nilai akidah (amanah) dengan melakukan pengawasan dan pengembangan spiritual mereka
  • menyempurnakan fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pelaksanaan, pengawasan dan audit terhadap kinerja pekerja,
  • Adanya partisipasi pegawai dan masyarakat secara intens dan ketaatan terhadap atasan dengan penuh kerelaan.
Output;
Jika input telah diproses dalam manajemen,dan terjadi interaksi yang intens dalam menjalankan aktivitas dan kegiatan manajemen,maka akan menghasilkan output.

  • Sempurnanya pelayanan pokok bagi masyarakat publik Islam
  • Terwujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera,jauh dari tindak kekufuran,kedzaliman,penyakit dan kebodohan.
Referensi :
Merupakan kumpulan pendapat dan pemikiran serta kesatuan masyarakat yang akan menjadi amunisi bagi sistem manajemen. Menjelaskan kekuatan dan kemampuan dalam menjalankan keputusan manajemen,dan kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan.
Jika masyarakat telah puas denan pelayanan manajemen,maka mereka akan memberikan dorongan,support dan penambahan faktor input yang berupa materi dan adab etika,sehingga peran kehidupan tetap berjalan.
(di ambil dari buku Manajemen Syaria'ah,Ahmad Ibrahim Abu Sin, halaman 249-251)

Materi kuliah Manaj. Organisasi & Kelembagaan Islam 9/10 Desember 2013

Lanjutan materi tentang karakteristik teori manajemen Islam

Berdasarkan penjelasan sebelumnya,maka teori mnajemen Islam bersifat universal dan koprehensif dan memiliki karakteristik sebagai berikut ;
  • Manajemen dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat,manajemen merupakan bagian dari sistem sosial yang dipenuhi dengan nilai,etika,akhlak dan keyakinan yang bersumber dari Islam.
  • Teori manajemen Islam menyelesaikan persoalan kekuasaan dalam manajemen,tidak ada perbedaan anatara pemimpin dan karyawan. Perbedaan level kepemimpinanhanya menunjukkan wewenang dan tanggung jawab.Atasan dam bawahan sa;ing bersekutu tanpa ada pertenatngan dan perbedaan kepentingan. Tujuan dan harapan mereka adalah sejenis dan akan diwujudkan bersama.
  • Pegawai dan karyawan menjalankan pekerjaan mereka dengan keihklasan dan semangat profesionalis me,mereka ikut berkonstribusi dalam menetapkan keputusan,dan taat kepada atasan sepanjang mereka berpihak pada milai-nilai Syari'ah.
  • Kepemimpinan dalam Islam dibangun dengan nilai-nilai syuro dan saling menasehati,dan para atasan bisa menerima kritik dan saran demi kemaslahatan masyarakat publik.(Abu Sin,Manajemen Syari'ah hal.249)
Di akhir materi perkuliahan ini akan ditampilkan contoh Teori Manajemen dalam Islam :
Teori ini adalah bagian dari sistem yang lain dan terbuka,serta berhubungan dengan sistem sosial Islam. Teori ini dari input,proses manajemen dan output. Berinteraksi secara intens dengan kondisi aksternal sehingga bisa menjalankan peran kehidupan,sehingga Alloh memberikan keberkahan di muka bumi.

Input : Input dalam proses manajemen ini dicerminkan dengan bahan baku atau unsur pokok untuk menjalan kan aktivitas manajemen,yaitu :
Tujuan manajemen dalam Islam 
Tujuan ini tidak berbeda dengan tujuan yang ingin diwujudkan oleh masyarakat Muslim yang bermuara untuk beribadah kepadaAlloh yang tercermin dalam
  •  Menerapkan syari'ah Islam dalam beribadah ,mu'amalah dan hukum
  • Memakmurkan bumi yang telah diwajibkan Alloh kepada hambaNya,yang menuntut pencrahan upaya materi,intelektual untuk memanfaatkan kekayaan daratan dan lautan.
  • Menegakkan kekhalifahan (kepemimpinan ) Alloh di muka bumi yang direfleksikan dengan mengeakkan hukum ,pemerintahan yan adil dan mengatur hubungan di antara anggota masyarakat,
  • Membentuk masyarakat dan negara Islam yang adil dan sejahtera,masrakat yang memiliki ruh untuk beribadah kepada Alloh dengan benar.
Contoh proses manajemen Islam :
  •  Keterkaitan manajemen dengan lingkugan sosial yang berpegang teguh dengan nilai-nilai Syari'ah (variabel sosial)
  • Menerapkan konsep syuro dan mengakui partisipasi masyarakat dalam manajemen,menghormati nilai-nilai kemanusiaan yang mendorong pegawai melakukan kinerja optimal. Mereka merasa diakui kehadiran dan kemuliaan kemanusiaannya (variabel kemanusiaan)
  • Menyempurnakan pilar-pilar ekonomi dan kebutuhsn materi yang bersifat pokok bagi masyarakat. memperhatikan kebutuhan pokok dan kesejateraan pegawai,tidak melakukan eksploitasi dan tindak kedzaliman bagi mereka (variabel ekonomi)
  • Menjalankan fungsi pengorganisasian dalam manajemen,menentukan wewenang dan tanggung jawab, menghormati kekuasaan resmi,taat kepada pemimpin atas kebaikan,menjalankan keputusan manajemen tanpa berlebih-lebihan (variabel pengorganisasian dan menghormati kekuasaan syari'ah)

Senin, 02 Desember 2013

Materi kuliah Manaj. Organs & Kelembg. Islam 5D1-1,2 & 5D2, 3 Desember 2013

Karakteristik Teori Manajemen  Islam

Dibandingkan dengan teori manajemen lain,maka Teori manajemen Islam :
1. fokus dan konsen terhadap segala variabel yang berpengaruh thdp aktivitas manajemen baik di dalam maupun di luar lembaga/organisasi.
2. fokus dan konsen terhadap hubungan perilaku individu akan faktor-faktor sosial yang berpengaruh
3. memberikan injeksi moral dalam manajemen
4. selalu mengedepankan nilai dan etika dalam manajemen

Sehingga Manajemen Islam/Syari'ah memiliki karakter :
  • selalu konsen dan terkait dengan falsafah sosial masyarakat Muslim,dan berhubungan dengan nilai-nilai etika sosial yang dipegang teguh oleh masyarakat Muslim (variabel etika sosial)
  • selalu konsen terhadap variabel ekonmi dan motiv materi,dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan fisiologis individu (variabel ekonomi-materi)
  • memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual serta memuliakan manusia untuk berpartisipasi dalam akitivitas manajemen,memuliakan segala potensi intelektual,kompetensi dan dimensi spiritual (variabel kemanusiaan)
  • konsen terhadap sistem dan menentukan tanggung jawabdan wewenang,menghormati kekuasaan danorganisasi resmi,menghormati struktur organisasi,dan menuntut ketaatan terhadap kebaikan (variabel perilaku dan sistem)   (Ibrahim Ibn Sin,Manaj. Syari'ah,hal. 235-236)

Senin, 25 November 2013

Materi kuliah Manajemen Organisasi & Kelemb.Islam , 25/26 Nopember 2013

 Fungsi Pengawasan dalam Islam

Fungsi utama dari Pengawasan pada dasarnya bertujuan untuk memastikan bahwa apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Seluruh personil yang memiliki tanggung jawab bisa melaksanakan tugasnya dengan baik,kinerja mereka dikontrol dengan sistem operasional dan prosedur yang berlaku,sehingga dapat diungkap kesalahan dan penyimpangan . Selanjutnya dib erikan tindakan korektif maupun arahan yang sudah dibuat secara  baku.

 Untuk menjalani fungsi ini haruslah dipahami aspek psikologis masing-masing personal. Wewenang dan tanggung jawabharus didelegasikan secara adil sesuai dengan kompetensi,tidak memberikan beban yang berlebihan,sehingga kinerja mereka jelek dsan tidak bis merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan internal/(Built-in controll), prinsip Islam,pengawasan adalah bentuk konkrit dari "amanah" yang berupa tanggung jawab individu,dan keadilan,ini seperti yang diperintahkan Alloh lewat S.Al-Nisa' 58.
Juga ayat S. Al Israa' 13-14.,begitu pula dengan hadist Rasul :" Ihsan adalah engkau beribadah kepada Alloh se-olah olah engkau melihat-Nya,seandainya engkau tidak mampu melihat Nya,maka sesungguhnya Alloh melihat engkau"

Pada setiap pribadi Muslim,harus ada prinsip pengawasan melekat (waskat),namun demikian setiap muslim memang punya potensi melakukan kesalahan atau penyimpangan,oleh karenanya diperlukan pula pengawasan eksternal yaitu adanya pihak lain baik secara individu maupun masyarakat/sosial untuk melakukan pengawasan,sehingga pengawasan juga merupakan tanggung jawab sosial yang harus dijalankan masyarakat,dalam S.Ali Imran ayat 104 ; " Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar,merekalah orang-orang yang beruntung"

Pada dasarnya Islam belum merumuskan secara baku bentuk-bentuk pengawasan ,hanya saja konsep Islam memberikan keluasan kepada masing-masing individu untuk melaksanakan pengawasan menurut pengalaman dan kondisi masing-masing. Hanya saja,sebagai contoh,pada masa Rasulullha,Khulafaur-rasyidin, dinasti Umawiyah dan Abasiyah bentuk pengawasan yang dilakukan adalah,adalah :
a. pengawasan manajemen (dilakukan lembaga Negara)
b. pengawasan masyarakat
c. pengawasan Peradilan Manajemen.
(Ahmad.Ibrahim ibn Sin,Manajemen Syari'ah, hal. 181)


Senin, 18 November 2013

Materi kuliah Manaj.Kelembg.& Organisasi Islam Kls. 5D1-1&2 dan 5D2 tgl. 18&19 Nopember 2013

Fungsi Kepemimpinan dalam Islam

Adanya kepemimpinan dalam suatu komunitas (beberpa orang) yang mempunyai tujuan sama mwrupakan keharusan,ini seperti yang di sampaikan dalam hadist Rasul tentang 3 orang yang bepergian,hendaknya salah satu harus jadi pemimpin.
Dari sisi unsur yang terpenuhi adalah, adanya kumpulan manusia (3 orang lebih),ada tujuan kolektif (bersama),ada seseorang yang dipilih untuk mengarahkan (memimpin) agar tujuan bersama tersebut dapat terealisir.

Banyak para ahli mendefinisikan tentang kepemimpinan,maka dapat disimpulkan,bahwa kepemimpinan adalah kemampuan utntuk mengatur,mempengaruhi atau mengarahkan orang lain (2 orang atau lebih) untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan konstribusi dari masing-masing individu. (Ibrahim Abu Sin< Manajemen Syariah,hal. 129)

Kepemimpinan bukan bakat bawaan yang dibawa dari lahir,tapi merupakan proses dari hasil pembelajaran dan pengalaman.

Istilah pemimpin dan ketua (dan sejenisnya);
Persamaan ke duanya adalah : 1. merupakan jabatan tertinggi dlm struktur organisasi atau lembaga
2. mempunyai kekuasaaan untuk mempengaruhi,mengatur dan mengarahkan anggota organisasi untuk tunduk kpd kepemimpinannya.

Perbedaaanya :1. pemimpin,kepemimpinannya muncul dari aspirasi bawah (anggota) atau buttom-up, sedang ketua biasanya bersifat resmi dan mengikat kepada anggota (top-down) sesuai dengan kondisi,bentuk organisasi atau peraturan pekerjaan.
2. Secara faktual,pemimpin lebih tinggi perannya dibanding ketua,artinya kekuasaan yang dimilikinya tidak hanya bersifat resmi,dan ditetapkan dengan keputusan,namun kekuasaan itu bisa diterima sepenuhnya oleh para bawahan untuk mengikuti arah kepemimpinannya.(ini merupakan buah manis yang pernah dirasakan oleh Rasululloh dan para khulafa'urrosyidin)
3. Sumber kekuasaan seorang pemimpin adalah aspirasi bawahan,sementara ketua sumber aspirasi nya adalah jabatan dan kekuasaan resmi yang diberikan oleh peraturan.
Sehingga seorang ketua yang berhasil adalah manakala mampu mengarahkan bawahan melalui proses interaksi intens untuk saling mempengaruhi. Sikap dan tindakannya bisa diterima  sepenuhnya oleh bawahan,bukan karena kekuasaan resmi yang dimilikinya. (Ibrahim Abu Sin,hal.129-131)

Model kepemimpinan:
- Tidak ada model yang baku tentang kepemimpinan
- Yang ada bahwa seorang pemimpin harus selalu menyatu/berbaur dengan yang dipimpin (bawahan)
- Ronald Lippit & R White pernah melakukan penelitian tentang model kepemimpinan dalam kaitannya dengan adanya hubungan atau korelasi antara model kepemimpinan dengan perilaku bawahan yang nantinya akan berdampak terhadap perilaku individu dan masyarakat. Ketiga model kepemimpinan itu adalah : demokrasi,autoritarian dan laissez-faire.
Demokrasi: kepemimpinan yang dibangun atas rasa kebersamaan,persamaan dan egaliterisme
Autoritarian; kepemimpinan yang dibangun atas kekuasaan mutlak pemimpin,rakyat tinggal melaksanakan
Lassez-fire: pemimpin menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat,pemimpin hanya pasif.

Model kepemimpinan Islam?
Dibangun dengan prinsip pertengahan,moderat,pemimpin harus mempunyai kapabilitas  dan memiliki kompetensi yang mencerminkan pilar-pilar sebuah kepemimpinan.

Bila melihat apa yang disimpulkan oleh Ibrahim Abu Sin dalam Manajemen Syari'ah halaman 155-156, disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan dalam Islam,adalah :
a. Kepemimpinan dalam Islambersifat pertengahan,selalu menjaga hak dan kewajiban individu serta masyarakat dengan prinsip keadilan,persamaan,tidak condong kepada kekerasan dan kelembutan,tidak sewenang-wenang an bebrbuat aniaya,seperti sabda Umar RA: "sesungguhnya persoalan ini tidak patut dan layak,kecuali yang lembut tapi tidak lemah,orang yang kuatr tapi tidak korup (sewenang-
wenang)"
b. Kepemimpinan yang konsen terhadap nilai-nilai kemanusiaan,memperhatikan kemuliannya dan menyerta kannya dalam setiap persoalan krusial dan memperlakukakannya sebaik mungkin.
c. Kepemimpinan yang konsen terhadap kehidupan rakyatnya dan tidak membedakan mereka kecuali berdasarkan besarnya bebantanggung jawab yang diberikan seorang pemimpin seperti ungkapan Umar kpd. Abu Musa al-Asy'ary " bahagiakanlah persoalan rakyat dengan kehadiranmu,engkau adalah bagian dari mereka,tapi sesungguhnya Alloh memberikan beban yang lebih berat kepadamu"
d. Kepemimpinan yang konsen terhadap tujuan dan memberikan kepuasan kepada bawahan dengan membrikan suri tauladan yang baik,konsisten dan tetap bersemangat serta rela berkorban untuk mewujudkan tujuan. Lihat upaya Rasul dan Abu Bakar untuk berdakwah dan memerangi orang-orang murtad.
e. Kepemimpinan yang meimiliki kemampuan strategis,konsen terhadap segala faktor baik internal maupun eksternal yang melingkupi organisasi atau perusahaan>

Minggu, 17 November 2013

Materi kuliah IAD-IBD-ISD kelas IA-1 & 1F-4, tgl, 18 Nopember 2013

RELASI BUDAYA DAN MASYARAKAT

Relasi = hubungan
Budaya = kebudayaan = berkaitan dengan budhi atau akal manusia = hasil cipta,rasa dan karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masyarakat =  sekelompok orang yang memiliki perasaantertentu sehingga menimbulkan keeratanhubungan di antara anggota-anggotanya. Mereka memiliki rasa persatuan karena memiliki kebiasaaan atau kebudayaan yang sama,logat bahsa yang sama,asal-usul yang sama,dan bertempat tinggal dalam batas geografis yang sama. Keeratan ini lebih dirasakan anggota masyarakatnya daripada oleh orang lain. Mereka memiliki ikatan norma-norna dan adat-istiadat ysang sama,sehingga masing-masing merasa memiliki dan merasa bertanggung jawab atas kebutuhan masyarakatnya. (Sujarwa,Ilmu Sosial & Budaya Dasar, hal 290)

Pengertian atau definisi kebudayaan pernah dihimpun oleh A.L Krober dan C.Kluchohn mencapai kisaran 160 macam definisi.(Sujarwa,hal 28)
Sementara itu,di dalam masyarakat.kebudayaan sering diartikan sebagai the general body of Art yang meliputi seni sastra,seni musik,seni pahat,seni rupa,pengetahuan filsafat,atau bagian-bagian indah dari kehidupan manusia (Widdagdho,1991:19-20 dalam Sujarwa,hal. 30)

Bertolak dari berbagai uraian tersebut,pada dasarrnya ,kebudayaan adalah hasil buah budi dan daya manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Pengertian kebudayaan tersebut dapat pula diartikan mencakup segala ciptaan dan tatanan perilaku manusia,baik yan indah (menurut kita) maupun yang tidak indah,yang serba adab (menurut penilaian kita) maupun yang tidak. Budaya ini bisa diikuti nsecara menyeluruh oleh warga masyarakat (universe) atau mungkin hanya oleh suatu kelompok secara khusus (specially) 
Adapun pewarisannya dapat melaluinsuatu transmisi sosial yang bdisebut dengan "proses belajar mengajar", perawatannya berlansung melalui proses penciptaan (termasuk improvisasi dan revisi-revisi)(Sujarwa,hal 30)

Secara antropologis,setiap kebudayaan atau sistem sosial adalah baik bagi masyarakatnya,selama kebudayaan atau sistem tertentu dapat menunjang kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan.
Karenanya,sistem masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak dapata dipertanyakan manakah yang lebih baik.
Sujatmoko menyatakan bahwa Kebudayaan merupakan penjelmaan mansuia dalam menghadapi dimensi waktu,peluang,kesinambungan dan perubahan yakni sejarah (Sujarwa,hal 31).

Dengan demikian,dalam kondisi sosial  budaya yang berbeda maka akan berlainan pula bentuk manisfetasinya.Meski begitu,hakekat yang melandasi sistem sosial budaya tetap sama dalam berbagai bentuk manisfetasi tersebut. Karena kebudayaan itu sendiri,merupakan perwujudan dari budi,yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala segala hal yang ada dalam pengalamannya yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta tersebut berupa berbagai ilmu pengetahuan.
Karsa merupakan kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang "sangkan paran" dari manusia itu sebelum lahir (sangkan),dan kemana manusia sesudah mati (paran).
Rasa adalah kerinduan manusia akan keindahan,sebingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak keburukan/kejelekan. Buah perkembangan rasa itu terjelma dalam bentuk berbagai norma kenidahan yang kemudian menghasilkanberbagai macam kesenian; ( Djojodiguno,1958 dalam Sujarwa,hal 31-32)







Sabtu, 09 November 2013

Materi kuliah IAD-ISD-IBD kls IA-1 & IF-4 tgl. 11 Nopember 2013


KONSEP KEBUDAYAAN ; Pengertian,unsur dan pembahasannya;

Pengertian, menurut bahasa: berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris disebut dengan culture,dari bahasa latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan.
Kata culture kadang di terjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia,masing masing masyarakat mempubyai kebudayaan,yangberbeda dalam perkembangannya tergantung dari terpenuhinya kebutuhan masyarakatnya.

Menurut istilah,kebudayaah banyak yang memberikan definisi,salah satunya definisi dari Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya,rasa dan cipta masyarakat. 
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan. Hal ini diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekauatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas,di dalamnya termasuk agama,ideologi, kebatinan,kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yhang hidup sebagai anggota masyarakat
Selanjutnya cipta merupakan kemampuan mental,kemampuan pikir dari orang hidup bermasyarakat untuk menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
Rasa dan cipta  dinamakan kebudayaan rohaniah, Semua karya,rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya,agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar,bahkan seluruh masyarakat. (Buku IAD-IBd-ISD IAIN Sunan Ampel hal 134-135)

Beberapa pengertian kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli,mengisyaratkan bahwa kebaudayaan tidak akan bisa muncul tanpa adanya manusia atau masyarakat,sebaliknya adanya masyarakat memunculkan adanya kebudayaan sebagai bentuk dari kebutuhan hidup mereka. Dengan demikian sumber kebudayaan adalah masyarakat.

Dari segi jenis-jenisnya,maka kebudayaan dibagi menjadi 3 macam ;
a. Hidup-kebatinan manusia,yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadat nya yang halus dan indah,tertib damainya pemerintahan negeri,tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
b. Angan-angan manusia,yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa,kesusateraan dan kesusilaan
c. Kepandaian manusia,yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian,tentang perusahaan tanah, perniagaaan,kerajinan,pelayaran,hubungan lalu-lintas,kesenian yang berjenis-jenis semuanya indah. (Ibid 158-159)

Ciri-ciri kebudayaan manusia ;
Sebagai bagian kehidupan manausia,maka kebudayaan mengalami proses yang cukup panjang yang berciri sebagai berikut;
a. adanya wujud dari budaya berupa ide,gagasan dan pemikiran serta hasil cipta,rasa dan karsa manusia.
b.adanya tujuan berbudaya berupa pemenuhan kebutuhan hidup.
c. adanya proses dalam berbudaya berupa belajar.
d. adanya kegunaaan berbudaya,berupa pewarisan pada generasi berikutnya.

Unsur-unsur kebudayaan ;
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4.Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian.

Kontjaraningrat meminjam istilah dari JJ Honigmann membagi adayab tigan gejala kebudayaan,yaitu : ideas, activities dan artifact, yang kemudian diperjelas olehnya dengan 3 wujud kebuyaaan yaitu :
1. wujud kebudayaan sebagai sesuatu yang kompleks dari ide-ide,gagasan-gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakanberpola dari manusia dalam masyarakat
3. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
(Ibid,hal 182-183)




Senin, 28 Oktober 2013

Materi Kuliah Manaj.Kelemb.Islam kelas 5D1-1,5D1-2 & 5D2 (28/29 Okt 2013)

PENGORGANISASIAN

G.Terry mengistilahkan pengorganisasian sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakukan yang efektif antar individu,sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien,sehingga memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu ,dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Pengorganisasian pada hakikatnya mengandung pengertian sebagai proses penetapan sstruktur peran, melalui penentuan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagian-bagiannya.Pengelompokan aktivitas-aktivitas ,penugasan kelompok-kelompok aktivitas kepada manajer-manajer,pendelegasia wewenang untuk melaksanakannya,pengokordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi,baik horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi. (A.I.Abu Sinn,Manajemen Syariah,hal 91)

Dengan demikian,sumberdaya insani dapat diatur dan dipotensikan secara optimal dalam rangka tujuan organisasi.
Dalam pengorganisasian terdapat :
a- struktur kepemimpinan yang diduduki  oleh beberapa level pemimpin dan ada hubungan atasan bawahan yang secara struktural menjadikan adanya tanggung jawab

b- kesatuan perintah yang berawal dari visi dan misi organisasi sehingga seluruh SDI dapat di arahkan  ke satu arah tujuan organisasi.

c- pembagian tugas dan kewajiban sesuai dengan kompetensi dan  kemampuan masing-masing.

d- pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.

Prinsip Pengorganisasian dalam Islam
Salah satu hadist Rasulullah menyatakan, "
ketika tiga orang keluar melakukan perjalanan,maka salah satu di antara mereka harus di jadikan sebagai pemimpin"

Mengapa pemimpin diperlukan dalam organisasi? 
Karena agar setiap individu tidak memaksakan kehendak dan pendapatnya,sehingga diperlukan sesorang (pemimpin) yang mempunyai otoritas untuk mengatur dan memberikan petunjuk (meng- organize)

Adanya jenjang atau strata dalam kepemimpinan,konsep Islam tidak menjadikan kepemimpinan terpisah, karena setiap keputusan yang dihasilkan harus berdasar prinsip "SYURO" (musyawaroh)
Manajemen modern menyarankan adanya pembentukan struktur organisasi resmi agar struktur kepemimpinan yang menyangkut tugas dan tanggung jawab masing-masing dapat berjalan dengan baik,begitu pula struktur tidak resmi pun sebaiknya juga ada yang para pelakunya adalah sumberdaya insany dapat berinteraksi sosial dengan lingkungannya secara baik.

Namun akhirnya muncul peretantangan antara struktur kekuasaan resmi dan tidak resmi atau pertentangan kepentingan manajemen dengan para pemimpin.
Islam menyarankan agar terhindar dari conflict of interest, perlu kembali ke konsep "Syuro"
Perbedaan level pekerjaan dan kepemimpinan (kekuasaan) bersandar pada perbedaan ilmu pengetahuan, intelektual ataaupun pengalaman teknis. Lihat S.Yusuf (12) ayat 76, juga Almujadalah (58) ayat 11

Wewenang dan tanggung jawab ;
Ini berkaitan dengan struktur manajemen (kepemimpinan),adanya pembatasan wewenang dan tanggung jawab merupakan konsep dasar pengorganisasian. Denagan adanya wewenang dan tanggung ajawab ini memungkinkan untuk menentukan aktivitas manajemen yang dijalankan oleh individu.
Bisa dilihat di ayat 164 surat Al An'am ,apa yang dilakukan oleh sesorang atau pribadi membawa konsekwensi tanggung jawab.

Dalam Islam juga tidak mengenal istilah "Al-sulthah" (kekuasaan,wewenang) tetapi "Ulili Amri" (lihat An Nisa' 59)

Pendelegasian wewenang dimaksudkan agar setiap bagian dapat menjalankan segala aktivitas majerialnya dan dituntut tanggung jawabnya.dalam hal ini juga perlu dipertimbangkan adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawabnya.

Konsep Syuro;
Dimaksudkan agar seberapa dan setinggi level sesorang dalam struktur organisasi dengan perbedaan wewenang serta tanggung jawab masing-masing,tetap keputusan kembali kepada asas :musyawarah"
Hasil musyawarah,memabawa konsekwensi untuk dipatuhi,barang siapa mengkhiyanatinya atau mengganti dengan keputusan pribadinya,oleh rasululloh di anggap sebagai bentuk kemurtadan jahiliyah , seperti hadist : "Barang siapa keluar dari ketaatan, dan memisahkan diri dari jama'ah,kemudian ia mati,maka ia mati jahiliyyah' (Ibn Sinn<manajemen Syari'ah,hal 97)

 

Minggu, 27 Oktober 2013

Materi kulaih ISD Kelas 1A-1 & IF-4

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-maslah sosial dengan menggunakan fakta, konsep dan teori-teori yang diperoleh dan dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.(AW Wijaya, ilmu sosial dasar,hal 31)

Ilmu Sosial dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang ilmu sosial,spt. geografi sosial,soiologi,antropologi sosial,ilmu politik,ilmu ekonomi,psikologi sosial dan sejarah dengan tujuan untuk menanggapi masalah-maslah sosial yang dihadapi oleh manusia khususnya masyarakat Indonesia.

Tujuan mempelajari; membantu megembangkan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan masarakat terpelajar Indonesia,khusunya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia -manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan>

Dengan demikian,nantinya mahsiswa mampu :
a. memahami dan menyadari adanya kenyataan -kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
b. peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya
c. menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks,dan cara pendekatan atau mempelajarinya secara kritis dengan melalui pendekatan-pendekatan inter-disipliner.
d. memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetshuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. (Hartono & Amicuam Aziz,MKDU: Ilmu Sosial dasar,hal. 4)

Dengan mempelajari ISD diharapkan dapat mengembangkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungannya,tumbuhnya sikap kesetia-kawanan dan tanggung jawab sosial terhadap penederitaan sesama,melalui penguasaan dasar tentang aspek-aspek kehidupan sosial masyarakat beserta permasalahan-2 di dalamnya.(P.Soedarno dkk. Ilmu Sosial Dasar,Buku Panduan Mahasiswa, )

Pentingnya mempelajari ISD dilatar belakangi oleh anggapan masyarakat thdp pendidikan tinggi yang :
a. spt menara gading
b. tdk peka terhadap persoalan sosial
c. pendidikan warisan kolonial
    Dengan anggapan yang keliru tersebut,maka matakuliah ini perlu diberikan sebagai pelengkap untuk menyempurnakan pembentukan karakter para calon sarjana yang paripurna  spt yang diharapkan,oleh karenanya dalam proses pengajarannya lebih banyak mengaitkan problem-problem sosial oriented yan dirasakan nyata oleh masyarakat.
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan, yaitu :
1. kemampuan akademik
2. kemampuan personal
3. kemampuan profesional

Sby,28-10-2013

Minggu, 20 Oktober 2013

SOAL UTS & TUGAS MANDIRI

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) & TUGAS MANDIRI
MATA KULIAH ; MANAJEMEN KELEMBAGAAN & ORGANISASI ISLAM
SEMESTER / KELAS : GASAL 2013-2014 / 5D1-1, 5D1-2 & 5D2
-----------------------------------------------------------------------------------
Prolog ;
       Pada dasarnya manajemen diterapkan untuk memperoleh tujuan bersama yang efektif dan efisien (0ptimal) dan ini berlaku bagi semua organisasi maupun lembaga ,tidak terkecuali lembaga atau organisasi Islam.
      Teori,prinsip maupun fungsi-fungsi manajemen sudah semakin berkembang seiiring dengan tuntutan dan perkembangan zaman,sehingga manajemen yang awalnya lebih berkaitan dengan persoalan ekonomi/keuangan,sekarang sudah masuk ke seluruh aspek kehidupan dan hajat manusia baik pisik maupun ruhani,material ataupun spritual.
       Islam sebagai agama terkandung di dalamnya aturan-aturan dan tatanan baik yang bersifat vertikal maupun horisontal,aturan bagaimana manusia harus berkomunikasi dalam kapasitasnya sebagai makhluk dengan Al Kholiq dan juga bagaimana manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial berkomunikasi dengan sesamanaya. Semua ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama yang luhur; kesejahteraan lahir dan batin,dunia dan akhirat.
       Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan bersama yang luhur tersebut bisa ditempuh lewat proses manajemen dengan segala konsep maupun fungsi-fungsinya. Namun pada sisi lain, manajemen mempunyai beberapa kelemahan baik pada wilayah teori/konsep maupun pada implementasinya. Hal ini dibuktiksan dengan kegagalan yang dialami oleh beberapa organisasi maupun lembaga dalam upaya mencapai tujuan bersamanya,organisisai tersebut baik yang bersifat provit maupun non-provit,sosial,keagamaan dan lain-lainnya yang berskala lokal,regional,nasional bahkan internasional.

Dalam sejarah kehidupan Muhammad dalam kapasitas beliau sebagai Imam (pemimpin) masyarakat,beliau sudah banyak menanamkan dan juga mempraktekkan bagaimana seharusnya mengelola masyarakat yang sesuai dengan misi dan aturan Islam yang juga beliau emban sebagai Rasul. Walaupun masih dalam bentuk teori-teori yang global dan praktek-praktek yang sederhana,apa yang telah beliau lakukan mengharuskan kita ,umatnya untuk menerjemahkan dan mengembangkannya seiring dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat dan sekaligus untk menjawab persoalan-persoalan kegagalan teori maupun praktek-praktek manajemen modern.

Epilog :
        Yang menjadi pertanyaan dan sekaligus tugas Anda,adalah bagaimana Anda menawarkan konsep dan pemikiran manajemen yang Islami dan sekaligus implementasinya tertutama bila diterapkan pada organisasi maupun lembaga Islam. Sebagai entry-point untuk memudahkan Anda menjawab,bisa disimak pembahasan-pembahasan yang telah kita lakukan dan juga tulisan Anda yang lalu tentang Falsafah/pemikiran manajemen Islam yang berbasis 4 pilar (Tauhid,Keadilan, kemuan bebas dan tanggung jawab) dapat Anda perjelas terutama dalam wilayah praktis dengan membandingkannya bersama konsep dan praktek-praktek manajemen modern.

Ketentuan umum:
Jawaban di ketik rapi di atas kertas Kwarto (A4) dengan ukuran huruf 12 type New Roman dengan batas spasi 1,5.
Waktu pengerjaan di sediakan 2 minggu dari  sekarang dan diserahkan pada waktu kuliah.
Hal-hal yang belum jelas,dapat menghubungi lewat No. hp atau email saya.

SOAL UTS IAD-ISD-IBD

Soal Ujian Tengah Semester (UTS) Gasal 2013-2014
Mata kuliah IAD-ISD dan IBD
Semester : 1A-1 & IF-4
-------------------------------------------------------
1. Soal-soal di bawah ini dapat dikerjakan di kelas dan atau di rumah (take-home exam)
2. Hasil/jawaban soal diserahkan pada hari Senin tanggal 28 Oktober 2013 melalui Kosma masing-masing dengan membubuhkan tanda tangan hadir pada absensi UTS.

Soal :
1. Apa yang Anda ketahui dengan IAD-ISD dan IBD ?
2. Manfaat apakahn yang akan Anda peroleh setelah mempelajari ilmu-ilmu ini terutama yang berkaitan dengan bidang studi Anda ?
3. Untuk mengetahui akan "sesuatu",manusia membutuhkan pemikiran,dan pola pemikiran manusia ada yang berdasar pada mitos dan ada yang berdasr ilmu. Coba jelaskan pengertian masing-masing pola pemikiran tersebut!
4. Apa yang Anda ketahui dengan "kebenaran"? Bagaimana cara untuk mencapai kebenaran tersebut !
5. Dalam metode ilmiah,ada langkah-langkah yang harus dilalui yang disebut dengan tahapan, sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai kebenaran.
6.Coba jelaskan hubungan antara teknologi dan kehidupan manausia !
7. Apakah teknologi akan berdampak positif bagi kehidupan manusia atau justru sebaliknya ? Jelaskan !
8. Menurut Anda, apakah solusi terbaik untuk mencegah dampak teknologi ?

HASIL YANG DIPEROLEH DARI USAHA SENDIRI AKAN LEBIH BAIK DAN BERNILAI DIBANDING DENGAN HASIL YANG DIPEROLEH DARI ORANG LAIN .

SELAMAT MENGERJAKAN !

Minggu, 29 September 2013

Tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD untuk kelas 1-A1 & 1-F4.

Hari ini saya tidak masuk kelas,sebagai gantinya, Saudara saya beri tugas untuk membuat Resume (ringkasan) dari buku-buku:
1- IAD-IBD-ISD karangan Tim Penyusunan MKD IAIN Sunan Ampel
2- ILMU ALAMIAH DASAR, oleh : Drs.H.Abu Ahmadi & Ir A.Supatmo
Adapun materi yang diresume adalah tentang : Perpektif Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam tentang :
a. Alam Semesta
b. Biologi
c. Fisika dan Kimia.

Kerentuan umum:
1. Resume diketik rapi di kertas ukuran A4,dengan jarak 1,5 spasi & ukuran font 12 type New Roman.
2. Jumlah halaman minimal 3 lembar halaman.
3. Tulis nama,NIM dan kelas Sdr. di pojok kanan atas.
4. Resume tidak perlu disampul/di jilid,tapi cukup di staples.
5. Hasil resume diserahkan pada pertemuan kuliah minggu depan (Senin 7 Oktober 2013)

Kepada masing-masing KOSMA :
1. Habib & Vony (1-F4)
2. Aldianto Wibowo (1-A1)
diminta bantuannya untuk menyebarluaskan kepada seluruh  mahasiswa di kelas masing dengan membuka alamat blog saya :
www.ianshori blogspot.com.

Terima kasih dan selamat mengerjakan !
Dosen pengampu:

DRS.H.A.ISA ANSHORI,M.Si.

Sabtu, 28 September 2013

Tugas untuk kelas untuk mahasiswa semester 5-D1, D1-1 & D1-2 (Jurusan MD Konsentrasi Kelembagaan & Kewirausahaan Islam)

1. Susun paper/makalah yang berisi :
   a. Urgensi pemikiran Manajemen Islam
   b. Fungsi dan Peran kelembagaan Islam
   c. Karakteristik Teori manajemen Islam
   d. Bidang garapan Kelembagaan Islam
2. Tugas ini sifatnya : indvidual
4. Paper/makalah tersebut diketik rapi pada kertas A4 dengan ukuran 1,5 spasi, jenis font Times New Roman ukuran 12.
5. Jumlah halaman minimal 6 halaman.
6. Paper diserahkan pada hari kuliah minggu depan (7 & 8 Oktober 2013)
7. Setelah di nilai, beberapa paper akan di diskusikan melalui diskusi kelompok yang waktunya akan di tentukan kemudian.

Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan pada saat kuliah atau melalui sms/e-mail saya.
Terima kasih dan selamat mengerjakan !

Selasa, 10 September 2013

SILABI IAD-IBD-ISD...

TUJUAN
Mahasiswa memahami konsep-konsep alamiah,budaya dan sosial dasar sebagai pelengkap wawasan penalaran dalam upaya meningkatkan eksistensinya sebagai intelektual muislim.

POKOK BAHASAN
1. Pengertian; latar belakang dan ruang lingkup pembahasan IAD-IBD-ISD 
2. Manusia dan pemikiran
    a. Pola pemikiran yang berdasar mitos
    b. Pola pemikiran yang berdasar ilmu
3. ilmu dan metode keilmuan
    a. dimensi kefilsafatan suatu ilmu
    b. metode ilmiah,sikap ilmiah  dan langkah operasional ilmiah
4.Prespektif Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam,tentang :
    a. alam semesta
    b. biologi
    c. fisika dan kimia
5. Teknologi dan kehidupan manusia
    a. teknologi dan lingkungan hidup
    b. peran teknologi bagi manusia
    c. solusi alternatif dampak teknologi
6. Konsep Kebudayaan; pengertian,unsur dan pembahasannya
7. Relasi budaya dan masyarakat
8 Masalah-masalah budaya;
   a. cinta kasih
   b. keindahan
   c. penderitaan
   d. kematian
   e. harapan 
   f. lain-lain

REFERENSI ;
1. Isac Asimov, IPA dan Perkembagan Teknologi
2. Sukarno, Dasar-dasar Pendidikan Sains
3. Maurice Bucaille,Asal-usul manusia menurut bibel dan Al Quran
4. Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu
5. Abu Ahmadi & A.Supatmo, Ilmu Alamiah Dasar
6. Sujarwa,Ilmu Sosila & Ilmu Budaya Dasar      

Minggu, 30 Juni 2013

Soal UAS Analisis Manajemen Kelembagaan & Organisasi Islam

Soal UAS Analisis Manajemen  Kelembagaan & Organisasi Islam
Kelas D1 & D2  Semester VI Manajemen Dakwah konsentrasi Kelembagaan .

Ketetntuan Umum:
1. Sifat soal adalah Take-home exam (dikerjakan di rumah ) dengan durasi waktu 7 hari sejak di publish.
2. Jawaban berbentuk makalah/paper individual yang membahas tentang Analisis Manajemen Organisasi Islam (Anda bebas memilih Organisasi/lembaga apapun).
3. Di andaikan , bahwa Organisasi tersebut sedang mengalami penurunan kinerja,sehingga perlu dilakukan Analisis dalam aspek Sistem,Orang dan Budaya/tata nilai.
4. Sistematika Penulisannya :
    Bab  I   : Pendahuluan (berisi tentang gambaran organiasi ideal dan kondisi organisasi sekarang yang terjadi)
    Bab  II  : Analisis : a. Sistem
                                 b, Orang
                                 c. Budaya/ Tata nilai
    Bab III :  Kesimpulan (berisi rekomendasi)

5. Jawaban / paper di ketik rapi pada kertas ukuran Kwarto dengan jarak 1,5 spasi menggunakan font New Roman 12. dengan jumlah halaman sedikitnya 6 lembar/halaman.
6. Jawaban diserahkan pada hari : Selasa tgl 9 Juli 2013 di RMD (Ushuluddin) jam 10.00. dengan menandatangani absen kehadiran.

Selamat Mengerjakan !
Berbanggalah dengan hasil  pekerjaan sendiri !

Minggu, 23 Juni 2013

Soal UAS Formulasi dan Analisis Kebijakan Publik Semester 6 /D1 & D2 Manajemen Dakwah Konsentrasi Kelembagaan

Ketentuan umum:
1. Sifat Takehome-exam (dikerjakan di rumah) secara individual.
2. Waktu mengerjakan 7 hari sejak soal ini di publish di blog.
3. Jawaban diketik rapi pada kertas ukuran kwarto/A4 dengan jarak 1,5 spasi ,jenis font Times New Roman ukuran 12.
4. Jawaban paling sedikit terdiri atas 6 halaman.
5. Pengumpulan jawaban pada hari: Selasa tgl. 2 Juli 2013 jam 11 di ruang kuliah (R. Ushuluddin RMD1) dengan mengisi daftar hadir/absen UAS.

Soal.
Tulis sebuah Policy Paper (makalah kebijakan) dengan topik bebas (pilihan sendiri) dengan Catatan masalah  yang dipilih layak diangkat sebagai masalah publik.
Sistematika tulisannya terdiri atas :

Bab I.    Perumusan Masalah
              A. Analisis situasi
              B. Konseptualisasi Masalah
Bab II.   Identifikasi Alternatif Kebijakan
              A. Alternatif Kebijakan & Analisis proyeksi
Bab III.  Perangkingan Alternatif Kebijakan
              A. Kriteria efektifitas
              B. Kriteria ekonomi/efisiensi
              C. Kriteria politik
              D. Kriteria administrasi
Bab IV.   Penutup
               Pilihan Rekomendasi

Selamat mengerjakan!
Banggalah dengan hasil karyamu sendiri!  Sukses selalu!

Selasa, 04 Juni 2013

Analisis budaya/Tata Nilai (5 Juni 2013)

Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa untuk melakukan perubahan melalui perspektif organisasi,sistem dan orang ternyata masih banyak kelemahan,terlebih jika kita melihat akibat krisis identitas dan moral organisasi yang dialami kehidupan manusia akhir-akhir ini. Untuk mengatasiny diperlukan suatu pandangan lebih,yang diambil melalui pendekatan sistem total, baik yang kelihatan/nyata maupun yang tidak kelihatan/nyata yang dapat menyumbangkan anggapan dasar yang benar agas segalanya. Anggapan dasar ini terbentuk karena implementasi realistis yang dapat diteladani dari perspektif tata nilai dan keyakinan bersama di dalam organisasi, sebagai sumber kekuatan terbentuknya budaya organisasi.
Budaya organisasi amat berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota organisasi untuk berperilaku dan bertindak, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai karakter organisasi.

Jika tata nilai inti dan keyakinan bersama sudah tidak lagi menjadi identitas dan karakter organisasi sebagai jiwa pilihan penerapan segalanya,alokasi pembebanan dan penyelesaiannya dilakukan melalui perspektif budaya diawali dengan menganalisa budaya.
Tujuan yang hendak dicapai adalah keharmonisan sistem secara utuh,yang memiliki arti dan makna bagi kebaikan hidup manusia serta hubungan antarmanusia yang disesuaikan dengan keseimbangan sistem semesta alam.

Istilah tata nilai menunjukkkan pedoman prinsip dan/atau perilaku untuk mewujudkan bagaimana ofganisasi dan anggotanya bertindak. Di dalam organisasi, tata nilai merupakan sumber kekuatan,energi dan motivasi dalam mengambil sikap dan tindakan terhadap apa yang penting, berharga dan dijunjung oleh seseorang. Tata nilai memperkuat dan merefleksikan budaya organisasi yang diinginkan. Ta nilai mendukung dan memgarahkan pembuatan keputusan dari setiap anggota organisasi serta membantu organisasi dalam mencapai visi dan menjalankan misi. Pemahaman tata nilai diri sendiri dan orang lain akan membantu dan memudahkan memimpin diri sendiri dan orang lain. Bila personil semakin dilibatkan dalam menciptakan tata nilai suatu organisasi, mereka semakin merasa memilikinya. Selanjutnya,bila tata nilai yang diciptakan itu semakin sederhana, dan mudah dipahami,maka organisasi punya keunggulan kompetitif yanb semakin baik.

Tata nilai : Dasar Pengambilan Keputusan Organisasi.
Perubahan Perilaku : Dasar Peningkatan Efektivitas Kinerja.

Pemberitahuan!
Untuk seluruh kelas D1.& D2, hari ini tidak masuk kelas,materi di atas harap dipelajari sebagai bahan dari salah satu soal UAS.

Selasa, 28 Mei 2013

Analisis Proses Evaluasi Kinerja KebijaKan Publik (4 Juni 2013)

Konsep Evaluasi Kebijakan Publik
Evaluasi kebijakan merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatunkebijakan publik.
Oleh karena itu,evaluasi merupakan kegiatan pemberian nilai atas sesuatu "fenomena" di dalamnya terkandung pertimbanga n nilai (value judgment) tertentu. ( Mustopadidjaja,2002:45).
Lalu,fenomena apa yang dinilai?  Ya tergantung pada konteksnya. Jika konteksnya kebijakan publik,maka fenomena yang dinilai ,menurut Mustopadidjaja,adalah berkaitan dengan "tujuan,sasaran kebijakan, kelompok sasaran (target group) yang ingin dipengaruhi,berbagai instrumen kebijakan yang digunakan,responsi dari lingkungan kebijakan,minerja yang dicapai,dampak yang terjadi dan sebagainya".

Evaluasi kebijakan publik dimaksudkan untuk melihat atau mengukur tingkat Kinerja pelaksanaan suatu kebijakan publik yang latar belakang dan alasan-alasan diambilnya suatu kebijakan,tujuan dan kinerja kebijakan, berbagai instrumen kebijakan yang dikembangkan dan dilaksanakan,responsi kelompok sasaran dan stakeholder lainnya serta konsistensk aparat, dampak yang timbul dan perubahan yang ditimbulkan,perkiraan perkembangan tanpa kehadirannya dan kemajuan yang dicapai kalau kebijakan dilanjutkan atau diperluas.
Evaluasi kebijakan bisa saja mempersoalkan pada tataran "abstrak" berupa pemikiran,teori,ataupun paradigma yang mendasari suatu kebijakan apabila dipandang perlu.

Evaluasi kebijakan publik merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkan hasil yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan dan/atau target kebijakan publik yang ditentukan (Muhajir,1996).
Evaluasi kebijakan publik tidak hanya untuk melihat hasil (outcomes) atau dampak (impacts),akan tetapi dapat pula untuk melihat bagaimana proses pelaksanaan suatu kebijakan dilaksanakan. Dengan kata lain,evaluasi dapat pula digunakan untuk melihat apakah proses pelaksanaan suatu kebijakan telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis/pelaksanaan (guide lines)  yang telah ditentukan.

Oleh karena itu,evaluasi kebijakan publik dibedakan dalam dua macam tipe. Pertama, tipe evaluasi hasil (outcomes of public policy implementation)merupakan riset yang mendasarkan diri pada tujuan kebijakan.  Ke dua, tipe evaluasi proses (process of public policy implemantation),yaitu risett evaluasi yang mendasarkan diri pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Ukuran keberhasilan pelaksanaan suatu kebijakan adalah kesesuaian antara proses implementasi suatu kebijakan dengan garis petunjuk (guide lines ) yang telah ditetapkan. Bahkan Mustopadidjaja, 2002:45, menegaskan baHwa evaluasi kebijakan dapat dilakukan pada tahap pemantauan pelaksanaan,pengawasan dan pertanggungjawaban.

Evaluasi kinerja pada pemantauan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dini mengenai perkembangan pelaksanaan kebijakan pada momentum atau dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki.baik mengenai sistem dan proses pelaksanaan maupun kebijakan itu sendiri,agar rumusan kebijakan lebih tepat,pelaksanaan kebijakan dapat berjalan dengan baik,dan tujuan kebijakan dapat dicapai lebih optimal. Selain itu,evaluasi kinerja pada pemantauan ini juga dapat diperoleh identifikasi kelemahan kebijakan dan penyimpangan terhadap sistem dan Proses pelaksanaan kebijakan ,serta saran koreksi terhadap penyimpangan pelaksanaan ataupun terhadap kebijakan itu sendiri.

Evaluasi kinerja dalam rangka pengawasan harus dapat memberikan informasi obyektif mengenai tingkat capaian pelaksanaan kebijakan pada momentum atau dalam jangka waktu tertentu mengenai kekeliruan atau penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan serta rekomendasi mengenai tindak lanjut hasil temuan pengawasan.

Evaluasi kinerja pada tahap pertanggungjawaban harus dapat memberikan analisis obyektif mengenai perkembangan pelaksanaan, perubahan atau penyesuaian yang telah dilakukan berikut alasannya dan penilaian tingkat capaian kinerja dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Weiss (1972:4),unsur-unsur penting yg terkandung dalam evaluasi kebijakan adalah :
1. untuk mengukur dampak dengan bertumpu pada riset yang digunakan.
2. dampak tadi menekamkan pada suatu hasil dari efisiensi,kejujuran,moral yang melekat pada aturan-aturan atau standar.
3. Perbandingan antara dampak (effects) dengan tujuan (goals) menekankan pada penggunaan kriteria yang jelas dalam menilai bagaimana suatu kebijakan telah dilakjkan dengan baik.
4. memeberikan konstribusi pada pembuatan keputusaan selanjutnya dan perbaikan kebijakan pada masa mendatang sebagai tujuan sosial.

Dari uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan publik tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Selanjutnya adalah memberikan rekomendasi kebijakan berupa keputusan tentang masa depan kebijakan punlik tadi. Altetnatif rekomendasinya,menurut Weiss setidaknya adalah :
a. Kebijakan perlu diteruskan atau dihentikan
B. Diteruskan,tapi perlu diperbaiki baik prosedur,maupun penetapannya.
C. Perlunya menambaah atau mengembangkan strategi dan teknik program-program khusus.
d. Perlunya menerapkan kebijakan program serupa di tempat lain,
e. Perlunya mengalokasikan sumberdaya langka di antara program yang saling berkompetitif
f. Perlunya menolak atau menerima teori atau pendekatan kebijakan program.

Tipe Evaluasi kebijakan Publik;
Menurut Langbein (1980:5),tipe riset evaluasi dibagi menjadi 2 macam tipe: riset process dan riset outcomes
Metode riset juga dibedakan menjadi :  metode deskriptif dan kausal.
Metode deskriptif lebih mengarah kepada tipe penelitian evaluasi proses (process of public policy implementation ),sementara metode kausal lebih mengarah pada penelitian evaluasi dampak (outcomes of public policy implementation)

Metode deskriptifif pertanyaan mendasarnya adalah apakah kebijakan dilaksanakan sesuai dengan pegunjuk?  Apakah fasilitas yang berupa sumberdaya digunakan dalam kebijakan? Bagaimana derajat manfaat/keuntungan yang ditetapkan dalam kebijakan?  Apakah sekelompok sasaran dapat menikmati kemanfaatan nyata dari kebijakan tersebut?
Metode Kausal pertanyaan mendasarnya adalah : Siapa yang terlibat dalam kebijakan?   Apakah kebijakan dapat mencapai  siapa yang menjadi sasaran kebijakan? Apakah kebijakan menghasilkan outcomes yang diharapkan/tidak diharapkan? Sarana (faktor) implementasi kebijakan mana yang menghasilkan outcomes yanb terbaik? Berusaha mencari/melihat apakah outcomes utama yanb terjadi karena oleh kebimakan utama? Apakah kebijakan utama menjadi penyebab dampak utama?

Tahapan (proses) Evaluasi Kebijakan Publik:
1.  Mengidentifikasi apa tujuan kebijakan, program dan kegiatan.
2.  Menjabarkan tujuan,program dan kegiatan program ke dalam kriteria atau indikator pencapaian tujuan.
3.  Mengukur indikator pencapaian tujuan kebijakan program.
4,  Mencari data di lapangan berdasarkan indikator pencapaian tujuan kebijakan program.
5.  Mengolah data lapangan dikomparasikan dengan kriteria pencapaian tujuan.

Analisis Orang (29 Mei 2013)

Istilah SDM (HR),Orang (People), Pegawai,Tenagakerja:

Human Resources atau sumberdayamanusia,menurut William B.Werther Jr dan Keith Davis adalah: berbagai orang yang ada dalam organisasi.
Menurut Amstrong, fungsi HR/SDM mengkhususkan diri pada persoalan yang terkait dnegan pengelolaan serta pengembangan orang (people) dalam organisasi.

Istilah pegawai menunjukkan semua orang yang berkonstribusi untuk menyerahkan produk/jasa organisasi,termasuk pegawai yang dibayar dan sukarela.
Istilah tenaga kerja menunjuk kepada seluruh. orang yang terlibat aktif dalam melaksanakan pekerjaan di suatu organisasi termasuk yang dibayar ataupun sukarela. Tenaga kerja/pegawai mencakup para pimpinan tim,pengawas dan manajer di setiap tingkatan/level.

Kegiatan SDM adalah tindakan yang diambil untuk memberi dan memelihara anggota/pegawai yang memadai bagi kepentingan organisasi. 
Pengelolaan SDM adalah aktivitas yang dirancang untuk memberi dan mengkordinasikan SDM organisasi. Secara keseluruhan,tujuan pengelolaan SDM adalh untuk memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang.
Aktifitas utama fungsi SDM adalah perencanaan SDM, pengembangan SDM, sistem imbalan dan lainnya.
SDM dapat dibedakan menjadi SDM generalis dan SDM spesialis. Tuntutan masa depan adalah keduanya.
Sistem pengelolaan SDM dapat menjadi sumber kapabilitas organisasi yang memungkinkan organisasi belajar dan menggunakan kesempatan untuk peluang baru.

Peran Perilaku Manusia
Apapun jenis organisasinya dan apapun sistemnya,maju mundurnya suatu organisasi tergantung pada perubahan perilaku manusia. Organisasi dikelola oleh berbagai manusia. Dipandang dari sisi pengelolaan sumberdaya,pengelolaan manusia merupakan kegiatan paling vital. Tanpa berbagai manusia,maka tak akan ada organisasi. Organisasi butuh berbagai manusia,sedangkan berbagai manusia juga butuh organisasi. Keluaran uang penting,fundamental, vital dan berdampak luas dari manusia adalah kepemimpinannya,dan karenanya,harus diselesaikan paling awal.

Perilaku menunjukkan kelakuan dan perubahan tertentu dari manusia, terutama terkait dengan interaksinya dengan pihak lain didalam organisasi atau diartikan sebagai cara seseorang untuk berkelakuan atau bertindak.

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi seseorang terhadap rangsangan atau lingkungan yang dipengaruhi oleh kepribadiannya ( personality).
Kepribadian adalah totalitas keberadaan karakteristik yang unik,seperti sikap,ketrampilan (skill), dan tata nilai (values) pada setiap manusia yang mencerminkan dirinya.
Dengan kata lain,perilaku adalah fungsi kepribadian yang berinteraksi dengan situasi/ lingkungan sehingga menghasilkan dan mempengaruhi kinerja.

Perilaku manusia memainkan peran sentral,kritikal dan berdampak luas dalam menentukan pilihan perubahan,baik untuk meraih kesuksesan maupun untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dalam analisis jabatan/pekerjaan,peran menggambarkan bagiannyang dimainkan oleh orang -orang dalam memenuhi sasarannya dengan bekerja secara kompeten dan fleksibel dalam konteks sasaran organisasi,structure dan prosesnya.

Pembelajaran personal,
Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada penyebaran pengetahuan,keahlian,kreativitas dan motivasi dari anggota dan mitra bisnisnya. Dengan menghargai individu, organisasi berarti memiliki komitmen terhadap kepuasan,pengembangan, kemajuan serta kesejahteraan mereka. Selain itu,penghargaan terhadap  individu adalah penanaman sikap kerja yang berorientasi pada keunggulan kinerja namun fleksibel,yang selaras dengan perbedaan lokasi kerja dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Berbagai tantangan yang harus dihadapi organisasi dalam memnuhi komitmen untuk menghargainpara individu adalah :

1. Realisasi komitmen pimpinan organisasi tentang keberhasilan anggotanya.
2. Sistem imbalan yang lebih baik.
3. Kemjuan dan perkembangan lingkungan organisasi.
4.Aplikasi pengalaman dan pengetahuan organisasi kepada para individu sehingga mereka bisa memberi pelayanan lebih baik kepada pelanggan yang pada gilirannnya akan memberi sumbangan berarti bagi sasaran strategi organisasi.
5. Penciptaan lingkungan yang berani menghadapi resiko dan inovatif.

Dimensi kinerja,
Faktor utama yang menggerakkan perubahan perilaku individu untuk mencapai kinerja tertentu adalah meningkatnya pengetahuan (knowledge),ketrampilan (skill ) dan sikap (attitude) yang dipengaruhi oleh karakteristik dasar lainnya. Ketiga faktor tadi sering dikenal dengan faktor KSA. Berdasar penelitian,faktor lain yang ikut mendorong dan menggerakkan kinerja adalah,tata nilai,juga dukungan karakteristik lingkungan kerja dan organisasi,seperti dukungan kolega,atasan,bawahan,kesempatan untuk mrmanfaatkan hasil pembelajaran yang yang diperoleh,dukungan dari berbagai pihak dalam otganisasi dan juga organisasi yang kondusif.

Perilaku (behaviour ) manusia dan perubahan nya dipengaruhi oleh karakter dasarnya,seperti asumsi dasar,tata nilai,atau keyakinan (basic assumptions,values, beliefs) dan dibentuk oleh perpaduan dari aspek :
1.  Kognitif,atau terkait demgan kegiatan berpikir yaitu pengetahuan apa yang harus dimmiliki oleh seseorang untuk melakukan tugasnha dengan baik.
2. Psikomotorik atau terkait dengan tindakan yaitu ketrampilan apa yang harus dimmiliki seseorang untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Affektif yaitu terkait dengan sikap arti nya kecenderungan pandangan atau arah perilaku yang dimmiliki seseorang agar ka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Ketigavaspek terserbut amat dipengaruhi oleh tata nilai dan keyakinan hang telah tertanam pada diri hang bersangkutan.








Senin, 27 Mei 2013

Model Implementasi Kebijakan (28 Mei 2013)

Ada beberapa model implementasi kebijakan, salah satunya adalah Model Edward III (1984: 10) yang menyajikan empat faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan ataupun kegagalan implementasi kebijakan. Empat faktor atau variabel tadi adalah : communication, resources, dispositions dan bureaucratic structure.

1. Faktor komunikasi (communication);
    Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi komunikator kepada komunikan. Komunikasi kebijakan berarti merupakan proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan (policy maker) kepada pelaksana kebijakan (policy implementators)
Maksud komunikasi agar apa yanng menjadi isi,tujuan dan arah, kelompok sasaran kebijakan dapat dipahami  oleh pelaku kebijakan dg baik sehingga mereka dapat mempersiapkan segala sesuatu yng diperlukan dalam implementasi kebijakan.
Komunikasi kebijakan memiliki beberapa dimensi,antara lain dimensi tansformasi,kejelasan dan konsistensi.

2. Sumberdaya (resources)
Ini meliputi sdm,sumberdaya keuangan,sumberdaya peralatan (gedung,peralatan,tanah dan suku cadang lainnya) yang diperlukan.

3.  Disposisi (disposition):
    Disposisi merupakan kemauan,keinginan dan kecenderungan paraa pelaku kebijakan untuk melaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan. Disposisi ini akan muncul di antara para pelaku kebijakan manakala akan menguntungkan tidak hanya organisasinya,tapi juga dirinya. Mereka akan tahu bahwa kebijakan akan menguntungungkan organisai dan dirinya,manakala mereka cukup pengetahuan (cognitive) dan mereka sangat mendalam memahaminya (comprehension and understanding ). Pengetahuan,pendalaman dan pemahaman kebijakan ini akan menim bulkan sikap menerima ( acceptance ), acuh tak acuh (neutrality ) dan menolak (rejection ) terhadap kebijakan. Sikap itulah yang akan memunculkan disposisi pada diri pelaku kebijakan.

4.  Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure ):
    Ini meliputi antara lain struktur organisasi,pembagian kewenangan,hubungan antar unit-unit organisasi yang ada didalam organisasi itu sendkri maupun dengan oragnisasi luar. Oleh karena itu,struktur Birokrasi mencakup dimensi fragmentasi dan standar prosedur operasi yang akan memudahkan dan menyeragamkan tindakan dari para pelaksana kebijakan dalam melaksanakan apa yang menjadi bidang tugasnya.

Kontrol Pelaksanaan Kebijakan Publik 28 -05-2013

Kontrol diartikan sebagai proses usaha untuk melihat,dan menemukan apakah suatu kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang direncanakan? Dengan demikian bukan merupakan kegiatan yang berusaha mencari kesalahan yang telah dilakukan,namun ditujukan untuk menemukan secara dini kesalahan atau penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pelurusan kembali agar akibat buruk yang ditimbulkan dari kesalahan atau penyimpangan tadi tidak berkelanjutan.

Strategi kontrol sama dengan strategi implementasi yaitu menentukan.:
1. Pelaku kontrol Pelaksanaan Kebijakan
2. Standar Prosedur operasi kontrol
3. Sumberdaya keuangan dan Peralatan
4. Jadwal Pelaksanaan Kontrol

Selasa, 14 Mei 2013

Lanjutan materi Analisis Sistem

Sistem Kepemimpinan

Istilah sistem kepemimpinan menunjukkan bagaimana kepemimpinan dilaksanakan secara formal ataupun informal di seluruh organisasi,sebagai dasar dan pedoman membuat ,mengkomunikasikan,dan melaksanakan keputusan utama. Sistem kepemimpinan terdiri atas struktur dan mekanisme pengambilan keputusan; pemilihan dan pengembangan pemimpin serta manajer; penguatan tata nilai ,arahan serta harapan kinerja.

Sistem kepemimpinan yang efektif  menghargai kemampuan dan kebutuhan anggota serta pemilik kepentingan lainnya dan menetapkan harapan tinggi untuk kinerja  serta peningkatan kinerja.

Sistem kepemimpinan yang efektif membangun loyalitas dan kerja tim (teamwork) berdasarkan tata nilai organisasi dan pencapaian tujuan.

Sistem kepemimpinan yang efektif memberi keyakinan,dan mendukung inisiatif serta pengambilan resiko yang tepat,menyusun struktur organisasi sesuai tujuan dan fungsi serta menghilangkan rantai komando yang menuntut proses pengambilan keputusan yang panjang.

Sistem kepemimpinan yang efektif mencakup mekanisme bagi pemimpin untuk melakukan evaluasi diri,menerima umpan balik dan memperbaikinya.

Umumnya sistem kepemimpinan berkenaan dengan apa yang akan dilakukan,yaitu arahnya diawali dengan pernyataan misi dan bagaimana melakukannya,yang diawali arahnya dengan pernyataan tata nilai guna mewujudkan visi yang ditetapkan.
Misi ditindaklanjuti dengan tujuan (goal) jangka panjang yang kemudian dijabarkan dengan sasaran (objectives) jangka pendek dan kemudian dengan program kerja (action plan),yang bergerak mulai dari yang lebih luas (board intent) ke yang spesifik (specific intent). Tindakan nyatanya adalah dengan komitmen pimpinan yang dapat berupa surat keputusan ,keterlibatan pimpinan,ataupun pemberian dukungan fasilitas dan sumberdaya lainnya.

Tata nilai ditindaklanjuti dengan strategi lalu diikuti dengan kebijakan atas strategi yang dipilih. Strategi merupakan peta (road map) organisasi yang akan dilalui dalam menggerakkan produktivitas ,inovasi bisnis dan keunggulan kompetitif organisasi untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu tertentu. Kebijakan yang ditetapkan sesuai strategi yang dipilih ditindak lanjuti dengan metodologi (mekanisme,prosedur dan instruksi kerja atau acuan lainnya) yang bergerak mulai dari yang lebih luas (board intent) ke yang spesifik (specific intent). Tindakan nyatanya adalah dengan gaya kepemimpinan yang diraskan sebagai servant leaders yang berorientasi pada layanan,keteladanan,konstribusi dan kerendahan hati.

Senin, 13 Mei 2013

Lanjutan materi kuliah Analisis Proses Implementasi Kebijakan Publk (14 Mei 2013)

Aktivitas pengorganisasian (organization) merupakannsuatu upaya untuk menetapkan dan menata kembali sumberdaya (resources),unit-unit dan metode-metode yang mengarah pada upaya mewujudkan atau merealisasikan kebijakan menjadi haskl (outcomes) sesuai dengan apa menjadi tujuan dan sasaran kebijakan.
Aktifitas interpretasi (interpretation) merupakan kegiatan menjelaskan substansi dari suatu kebijakan dalam bahasa yang lebih operasioanal dan mudah dipahami sehingga dapat dilaksanakan dan diterima para pelaku dan sasaran kebijakan.
Aktifitas aplikasi (application) merupakan Aktifitas penyediaan pelayanan secata rutin,pembayaran atau lainnya sesuai denban tujuan dan sasaran kebijakan yang ada.

Berdasarkan pada dua pendapat di atas (Darwin dan Jones ), maka yang perlu mendapat perhatian dan persiapan dalam proses implementasi kebijakan adalah interpretasi,organisai, penyediaan resorses dan manajemen program serta penyediaan layanan dan manfaat pada publik.
Oleh karena itu masalah implementasi merupakan proses yang memerlukan tindakan-tindakan sistematis dari interpretasi, pengorganisasian  dan aplikasi.

1. Tahap interpretasi,merupakan tahapan penjabaran sebuah kebijakan yang masih bersifat abstrak ke dalam kebijakan yang lebih brrsifat teknis operasional. Kebijakan umum atau kebijakan strategis (strategic policy ) akan dijabarkan ke dalam kebijakan manajerial (managerial policy ) dan kemudian akan dijabarkan ke dalam kebijakan operasional.
Dan dalam tahap imimpula dilakukan komunikasi dan sosialiasi.
2. Tahap Pengorganisasian, tahap ini lebih mengarah pada proses kegiatan pengaturan dan penetapan siapa yang menjadi pelaksana kebijakan, penetapan anggaran (besarnya,sumbernya,pengunaan dan pertanggung jawabannya),penetapan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk melksanakan kebijakan (juklak dan juknis),dan penetapan manajemen pelaksanaan termasuk penetapan pola kepemimpinan dan pola kordinasi pelaksanaan kebijakan.
3.Tahap aplikasi,merupakan penerapan rencana proses implementasi kebijakan ke dalam realitas nyata. Tahap aplikasi merupakan perwujudan dari pelaksanaan masing-masing krgiatan dalam tahapan yang telah disebutkan sebeljmnha.

Materi kuliah, Analisis Proses Implementasi Kebijakan Publik (14 Mei 2013)

Sebagai suatu tahapan dari proses kebijakan publik,maka implementasi kebijakan publik merupakan sesuatu yang crusial,kare a bagaimanapun baiknya suatu kebijakan,kalau tidak dipersiapkan dan direncanakan secara baik dalam kmllementasinya,maka tujuan kebijakan tidak akan terwujud. Demikian juga sebalikknya,bagaimanapun baiknya persiapan dan perencanaan implementasi kebijakan, kalau tidak dirumuskan dengan baik maka tujuan kebijakan juga tidak akan bisa diwujudkan.
Dengan demikian,kalau menginginkan tujuan kebijakan dapat dicapai dengan baik,maka bukan saja pada tahap implementasi yang harus disiapkan dan direncanakan dengan baik,tetapi jjga pada tahap perumusan atau pembuatan kebijakan juga telah diantisipasi untuk dapat diimplementasikan.

Beberapa pengertian "implementasi";
- menurut kamus Webster : " to provide the means for carrying out". (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu), to give practical effects to ( menimbulkan dampak /akibat terhadap sesuatu).
Implementasi berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dandapat menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu tersebut.
- menurut Jones ; " getting the job done "and" doing it"
Sekalipun sederhana pengertian yang dimaksud, Jones mensyaratkan pelaksanaannya memerlukan ; ada pelaksana (orang), uang dan kemampuan organisasional yang dalam hal ini sering disebut dengan resources
-  menurut Mazmanian dan Sabatier ; " to understand what actually happens after a program is enacted or formulated is the subject of policy implementation.  Those events and activities that occur after the issuing of authoritative public policy directives, which included both the effort to administer and the substantive impacts on people and events". (hakikat utama implementasi kebkjakan adalah memahami apa yang seharusnya terjadi setelah sesuatu program dknyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tadi mencakup usaha usaha untuk mengadminitrasikannya
dan untuk menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian)

Aktifitas yang terlihat dalam implementasi kebijakan ;
Menurut Darwin, proses implementasi yang perlu dilakukan setidaknya ada empat hal penting, yaitu pendayaan sumber,pelibatan orang atau sekelompok orang dalam implementasi,interpretasi,manajemen program dan penyediaan layanan dan manfaat pada publik.

Sementara menurut Jones,ada tiga macam :
Organization
Interpretation
Application

Pemberitahuan untuk kelas D1 dan D2;
1. Bahan materi ini akan didiskusikan/dijelaskan pada pertemuan minggu depan
2. Hari ini ; 14 Mei 2013,saya tidak bisa masuk kelas karena masih ada kepentingan di luar kota.
3. Hasil UTS minggu lalu dikumpulkan hari ini lewat kosma masing-masing,dengan menandatangani bukti pengumpulan.




Selasa, 07 Mei 2013

Materi kuliah, Analisis Sistem ( 8 Mei 2013)

Sistem mengandung dua pengertian ;
* Suatu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian yang tersusun sebagai struktur.
* Sebagai rencana, metode, aplikasi komputer,alat atau prosedur.

Sistem dapat pula dipandang sebagai suatu perangkat dibagian bagian yang berhubungan serta bekerja secara sendiri sendiri dan bersama sama untuk mencapai tujuan keseluruhan di lingkungan yang kompleks.

(MATERI SELANJUTNYA ADA DI PRINT-OUT, HARAP HUBUNGI KOSMA MASING MASING)

Senin, 06 Mei 2013

Soal UTS Formulasi dan Analisis Kebijakan Publik Kelas D1& D2 (Take-home Examination)

1. Pilih satu masalah publik yang harus dibuatkan Kebijakan.
2. Kemudian buatlah proses formulasi kebijakan sebagaimana teori yang ada (materi kuliah) yaitu Mendesain Kebijakan (Policy Design) yang menurut Mustopadidjaja melalui 7 tahap.
Di sini Anda cukup menjelaskan tahap/proses dari :
a. Penetapan Tujuan dan Sasaran Kebijakan.
b. Perumusan Alternatif Kebijakan.( minimal 3 alternatif dan masing-masing disertai penjelasan/alasan seperlunya)
c. Penilaian Alternarif  Kebijakan dengan 4 kriteria:  technical feasibility (efektifitas), Economic and Financial feasibility (efisiensi), political viability (dukungan politis) dan administrative operability (kelayakan administratif).
untuk penilaian alternatit ini, buatlah dengan menggunakan tabel, berikutnya anda berikan alasan/penjelasan tentang skor/nilai yang Anda berikan untuk masing-masing kriteria,
d. Pilih satu alternatif dengan skor terbanyak sebagai rekomendasi kebijakan yang akan dibuat.

Ketentuan :
Soal dikerjakan mulai besok Selasa 7 Mei 2013, di rumah (takehome exam) ,dan diserahkan pada pertemuan kuliah tanggal 14 Mei 2013.

Selasa, 30 April 2013

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Analisis Manajemen Kelembagaan Islam ( 1 Mei 2013) kelas D1 dan D2.

Sifat: Take-home Exam
Dikumpulkan : Rabu 8 Mei 2013
Jawaban minimal 1 halaman folio.

Kriteria keunggulan kinerja ditetapkan sebagai dasar untuk penilaian diri (self assesment) bagi organisasi,untuk memperoleh penghargaan dan umpan balik bagi organisasi dalam upaya menciptakan keunggulan kinerja.

Baldrige menyusun kriteria tersebut dengan 7 kategori, 3 diantaranya adalah ; kepemimpinan, perencanaaan strategis dan fokus pelanggan dan pasar.
Ketiga kategori tersebut berkaitan dengan nilai dasar masing-masing, yaitu ; kepemimpinan berkaitan dengan kepemimpinan yang memiliki visi, perencanaan strategis berkaitan dengan fokus masa depan, dan fokus pelanggan dan pasar berkaitan dengan keunggulan yang digerakkan pelanggan.

Yang harus Anda jawab/uraikan adalah:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan 3 kategori tersebut yang berkaitan dengan nilai dasar masing-masing.

2. Menjelaskan mengapa kategori-kategori tersebut dapat dijadikan dasar untuk penilaian diri organisasi, untuk memperoleh penghargaan dan umpan balik bagi organisasi.
Berikan contoh ataupun ilustrasi masing-masing!

Selamat mengerjakan!

Senin, 29 April 2013

Contoh Analisis Kebijakan untuk kasus "pekerja seks komersial" (PSK)

1. Tahap Pengkajian Masalah.
    Masalah PSK yang Utama adalah kecemasan masyarakat akan menjangkitnya penyakit menular. Setelah dilakukan pengkajian masalah PSK tersebut ditemukan masalah formal PSK adalah sikap dan perilaku PSK dalam melakukan aksinya.

2. Tahap Penetapan Tujuan dan Sasaran
    Sesuai dengan masalah formal kebijakan publik tersebut, tujuan dan sasaran kebijakan yang ingin dicapai adalah (a) menvegah timbulnya penyakit  menular, (b) mengembalikan PDK ke masayarakat, dan (c) mengurangai PSK liar.

3. Tahap Perumusan Alternatif Kebijakan
     Untuk mengatasi masalah PSK. Dan mencapai tujuan kebijakan tersebut,diajukan alternatif kebijakan, yaitu (a) kebijakan lokalisasi dam pembinaan PSK, (b) kebijakan razia PSK praktik liar,dan (c) pemeriksaan kesehatan PSK.

4. Tahap Penetapan Model Kebijakan
    Model merupakan wujud penyederhanaan dari kenyataan permasalahan yang dihadapi dalam bentik hubungan kausal atau fungsional. Model ini dapat dituangkan dalam berbagai bentuk,namun yang sering digunakan adalah dalam skematik model,seperti flow chart dan arrow diagram, bisa pula dalam bentuk diagram causal loop. Model tersebut menggambarkan hubungan kausal berkaitan dengan alternatif kebijakan yang diusulkan untuk memecahkan masalah kebijakan yang telah dirumuskan.

5.  Tahap Penyusunan Kriteria Pemilaian Alternatif Kebijakan
    Alternatif kebijakan yang diusulkan perlu dipilih untuk memperolehn alternatif kebijakan yang paling visibel atau terbaik. Untuk menemukan alternatif kenijakan mana yang harus dipilih, perlu dilakukan penilaian yang dapat dilakukan manakala ditetapkan kriteria untuk melakukan penilaian.  Kriteria yang sering digunakan dalam memilih alternatif kebijakan adalah kriteria (a) technical feasibility. (b) economic and financial viability, (c) political viability. (d) administrative operability.

6. Tahap Penilaian Alternatif Kebijakan
    Berdasarkan kriteria penilaian alternatif tersebut, dapat dilakukan pengukuran terhadap alternatif kebijakan yang diusulkan. Untuk kasus tersebut dapat dilakukan pengukuran seperi tabel berikut ini :
                                                                                    A l t e r n a t I f
No.                             K r I t e r I a.          ------------------------------------------------------------
                                                                         A.                B.               C
  -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
   1.       Technical feasibility.                           4.                2.                2
   2.        Economic and Financial feasi-           4.                4.                2
              bility.
   3.        Political viability.                                3.                2.                2
   4.        Administrative operability.                3.                2.                2
-------------------+------------------------------!--------------------------------------------------------------
               Jumlah.                                             14.               10.               8
               Rangking.                                           I.                 II.               III
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7.  Tahap Perumusan Rekomendasi
      Berdasarkan hasil penilaian alternatif kebijakan tersebut,diperoleh nilai untuk alternatif lokalisasi dan pembinaan PSK 14, alternatif razia PSK praktik liar sebesar 10, dan alternatif pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap PSK yang membuka praktik sebesar  8.
Setelah dilakukan analisis kebijakan sebagaimana telah dicontohkan,produk akhir dari analisis proses formulasi kebkjakan dituangkan dalam bentuk paper kebijakan (policy paper), formatnya bisa beragam tergantung kebutuhan.          

Perhatikan untuk seluruh kelas D1& D2.
Simak dan pelajari baik-baik contoh tersebut untuk dijadikan sebagai soal UTS , terima kasih.                                 

Selasa, 23 April 2013

Implementasi Analisis/diagnostis (24 April 2013)

A. Prakondisikan Pelaksanaan Kegiatan Analisis/diagnostik
B. Pastikan sumberdata relevan
C. Lakukan Penyamaan persepsi
D. Laksanakan kegiatan Diagnostik/analistis.

Evaluasi Analistis/Diagnostik :
A. Evaluasi proses dan hasil
B. Kerangka Penilaian Kinerja Organisasi

Penilaian kinerja Organisasi ala kriterian Baldrige (semula Malcom Baldrige National Quality Award)  berdasar atas dimensinproses dan hasil mencakup 7 Kategori :
* Kepemimpinan
* Perencanaan Strategis
* Fokus pada Pelanggan dan Pasar
* Pengukuran,Analisis dan Manajemen Pengetahuan
* Fokus Tenaga Kerja/SDM
* Manajemen Proses
* Hasil Akhir

Dimensi Proses mencakup faktor  ADLI,yaitu :
* Pendekatan (Approach) yang mengacu pada :
    - cara yg digunakan untuk melaksankan proses
    - kesesuaian metodebyg digunakan dg persyaratan element kriteria
    - efektifitas penggunaan metode
    - sejauh mana pendekatan itu dapat dilakuikan secara berulang dan berdasar kan data serta informasi yg terpercaaya

* Penerapan ( Deployment) yang mengacu pada :
   - pendekatan diterapkan untuk menjawab persyaratan element kriteria yg relevan dan penting bagi organisasi.
   - pendekatan diterapkan secara konsisten
   - pendekatan digunakan olehnunit kerja yang sesuai

* Pembelajaran (Learning) yang mengacu pada :
   - penyempurnaan melalui sikljs evaluasi dan peningkatan
   - perubahan yg bersifat terobosan melalui dorongan inovasi
   - saling berbagi penyempurnaan dan inovasi antar iunig kerja dan proses lainnya yg relevan dlam organisask.

* Keterpaduan ( Integration) yang mengacu pada :
   - keselarasan dgnkebutuhan organisasi
   - sistem pengukuran,informasi dan peningkatan yang saling melengkapi antara proses dan unit kerja
   - rencana,proses, hasil analisis,pembelajaran dan tindakan antara proses dan unit kerja untuk mendukung tujuan organisasi diharmonsasikan

Untuk dimensi Hasil,biasanya digunakan empat hal berikur :

1. Level kinerja saat ini
2.  Penilaian atau perhitungan atau ratedan keluasan peningkatan kinerja
3. Kinerja relatif dibandingkan dengan pembanding yang sesuai dan/atau benchmark
4. Keterkaitan ukuran hasil untuk persyaratan kinerja pelanggan utama,produk dan jasa,pasar serta proses yang diidentifikasi dalam profil organisasi dan elemen proses.

(Nevizond Chattab, 40 - 50)

Senin, 22 April 2013

Policy Design ( Mendesain Kebijakan)

Berdasarkan masalah kebijakan yang telah dirumuskan (masalah formal) kemudian dicarikan solusi berupa kebijakan punlik apa yang perlj diambil.Untuk menemukan kenijakan apa yanh sebaiknya diambil perlu dilakukan analisis terhadap masalah kebijakan tersebut.
Menurut Mustofadidjaja (2003), ada tujuh langkah dalam melakukan analisis kebijakan ;

1. Tahap Pengkajian Persoalan
2. Penetapan Tujuan dan Sasaran Kebijakan
3. Penyusunan Model
4. Perumusan Alternatif Kebijakan
5. Penentuan Kriteria Pemilihan Alternatif Kebijakan
6. Penilaian Alternatif Kebijakan
7. Perumusan Rekomendasi Kebijakan

Ad.1 : tahap ini bertujuan menemukan dan memahami hakikat permasalahan yang berhasil diidentifikasi yang dihadapi oleh organisasi. Tahap ini  memerlukan perumusan masalah yang dihadapi oleh organisasi secara jelas dan tegas oleh organisasi,bila perlu tunjukkan hubungan kausal (sebab akibat) dari permasalahan yang berhasil diidentifikasi sebsljmnya.

Ad.2 : Tujuan dan sasaran perlu ditetapkan lenih dulu agar bisa dijadikan pijakan dalam merumuskan alternatif intervensi apa yang diperlukan, dan juga dijadikan sebagai standar penilaian apakah langkah intervensi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil atau gagal.

Ad.3 : Masing-masing alternativ kebijakan intervensi ini harus dibuat atau dituangkan dalam bentuk hubungan kausal antar -masalah yang dihadapi organisasi dan dirumuskan secara sederhana. Penyederhanaan hubungan kausal masalah yang dihadapi oleh organisasi disebut "penyusunan model". Model merupakan wujud dari penyederhanaan kenyataan permasalahan yang dihadapi oleh organisasi dalam bentuk hubungan kausal atau fungsional.  Model ini dapat dituangkan dalam berbagai bentuk,namun yang sering digunakan adalah dalam skematis model,seperti   flow chart dan arrow diagram.
Penyusunan model ini dimaksudkan untuk memudahkan analisis sekaligus memilih alternatif kebijakan intervensi mana yang harus dipilih. Setelah berhasil menetapkan model ini tahap selanjutnya adalah memilih alternatif kebijakan intervensi masalah yang dihadapi oleh organisasi
Ad.4 : Alternatif kebijakan intefvensi ini merupakan sejjmlah alat atau cara yang dapat dipergunakan untuk mencapai langsung atau tidak, langsung
sejumlah tujuan dan sasaran yang telah ditentukan pafa tahap sebelumnya.
Setiap alternativ kebijakan untuk mengintervensi masalah yang dihadapi oleh organisasi harus diawali dengan penje,asan kerangka logika berkaitan dengan kemungkinan-2 yang a,an muncul dalam kerangka mengintervensi masalah organisasi yang telah ditetapkan. Kemungkinan tersebut baik yang bersifat positif (intended impact) atau yang negativ (unintended impact).

Ad.5 : Untuk memilih dan menetapkan alternatif langkah intervensi tentu diperlukan parameter atau ktiteria. Banhak parameter atau Kriteria yang bisa digunakan untuk memilih langkah intervensi ini. Salah satu kriteria atau parameter ya g digunakan berupa : 
1) Technical feasibility, 2) economic and financial viability, 3)political viability dan 4) administrative operability.
Technkcal feasibility,kriteria untuk melkhat sampai sejauh mana alternatif langkah intervensi dapat mencaPai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kriteria ini lebih menekankan pada aspek "evektifitas" suatu alternatif  langkah intervensi dalam mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Economic and financial, lebih menekankan pada aspek "efisiensi",dan dapat menggunakan teknis cost and benefit analysis.
Political viability,dampak politik dilihat dari tingkat aksebilitas,kecocokan dengan nilai di masyarakat (appropriateness),responsivitas (responSiveness),kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan (legal suitability) dan pemerataan (equality). Kriteria ini intinya untuk memperoleh dukungan politik (political sponsorship).
Administrative operability akan terlihat sdberapa besar kemungkinan suatu alternativ dapat berhasil dilaksanakan dalam konteks politik,ekonomi,sosial,adminkstrasi hang berlaku. Kriteria adminstrative operability ini akan melihat dzri dimensi otoritas instansi pelaksana,komitmen kelembagaan, kapabilitas staf dan dana dan dukungan organisasi.

Ad.6 :  tujuan penilaian altrrnativ ink adalah untuk mendapatkan gambaran lebkh jauh mengenak tingkat efektifitas,efisiensi dan visibilitas setiap alternatif yang diajukan dalam mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yangbtelah ditetapkan. Melalui penilaian ini akan ditemukan alternatif intervensi yang paling efektif,efisien dan visibel dalam memecahkan masalah hang dihadapi oleh organisasi.
Perlju juga dipertimbangkan aspek etika dan filsafat. Misal,sekalipun dari aspek aspek yang ada menunjukkan nilai positit,tapi perluj juga dipertimbanbkan apakah tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial tertentu yaang berlaku di masyarakat sehingga berpeluang memunculkan resistensi dan ketifak cocokan dengan stakeholders.
Alternatif langkah intervensi memiliki konstribusi besaar terhadap pencapaian tujuaan dan sasaran yangtelah ditetapkan,diberi nilai besar. Penilaian ini dapat me ggunakan angka 1-5, 1-10 dan 1-100.

Ad.7 :  Perolehan nilai tertinggi dengan menggunakzn kriteria penilaian tersebut merupakan alternatif kebijakan yang sebaiknya dipilih atau diambil.