Senin, 25 November 2013

Materi kuliah Manajemen Organisasi & Kelemb.Islam , 25/26 Nopember 2013

 Fungsi Pengawasan dalam Islam

Fungsi utama dari Pengawasan pada dasarnya bertujuan untuk memastikan bahwa apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Seluruh personil yang memiliki tanggung jawab bisa melaksanakan tugasnya dengan baik,kinerja mereka dikontrol dengan sistem operasional dan prosedur yang berlaku,sehingga dapat diungkap kesalahan dan penyimpangan . Selanjutnya dib erikan tindakan korektif maupun arahan yang sudah dibuat secara  baku.

 Untuk menjalani fungsi ini haruslah dipahami aspek psikologis masing-masing personal. Wewenang dan tanggung jawabharus didelegasikan secara adil sesuai dengan kompetensi,tidak memberikan beban yang berlebihan,sehingga kinerja mereka jelek dsan tidak bis merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan internal/(Built-in controll), prinsip Islam,pengawasan adalah bentuk konkrit dari "amanah" yang berupa tanggung jawab individu,dan keadilan,ini seperti yang diperintahkan Alloh lewat S.Al-Nisa' 58.
Juga ayat S. Al Israa' 13-14.,begitu pula dengan hadist Rasul :" Ihsan adalah engkau beribadah kepada Alloh se-olah olah engkau melihat-Nya,seandainya engkau tidak mampu melihat Nya,maka sesungguhnya Alloh melihat engkau"

Pada setiap pribadi Muslim,harus ada prinsip pengawasan melekat (waskat),namun demikian setiap muslim memang punya potensi melakukan kesalahan atau penyimpangan,oleh karenanya diperlukan pula pengawasan eksternal yaitu adanya pihak lain baik secara individu maupun masyarakat/sosial untuk melakukan pengawasan,sehingga pengawasan juga merupakan tanggung jawab sosial yang harus dijalankan masyarakat,dalam S.Ali Imran ayat 104 ; " Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar,merekalah orang-orang yang beruntung"

Pada dasarnya Islam belum merumuskan secara baku bentuk-bentuk pengawasan ,hanya saja konsep Islam memberikan keluasan kepada masing-masing individu untuk melaksanakan pengawasan menurut pengalaman dan kondisi masing-masing. Hanya saja,sebagai contoh,pada masa Rasulullha,Khulafaur-rasyidin, dinasti Umawiyah dan Abasiyah bentuk pengawasan yang dilakukan adalah,adalah :
a. pengawasan manajemen (dilakukan lembaga Negara)
b. pengawasan masyarakat
c. pengawasan Peradilan Manajemen.
(Ahmad.Ibrahim ibn Sin,Manajemen Syari'ah, hal. 181)


Senin, 18 November 2013

Materi kuliah Manaj.Kelembg.& Organisasi Islam Kls. 5D1-1&2 dan 5D2 tgl. 18&19 Nopember 2013

Fungsi Kepemimpinan dalam Islam

Adanya kepemimpinan dalam suatu komunitas (beberpa orang) yang mempunyai tujuan sama mwrupakan keharusan,ini seperti yang di sampaikan dalam hadist Rasul tentang 3 orang yang bepergian,hendaknya salah satu harus jadi pemimpin.
Dari sisi unsur yang terpenuhi adalah, adanya kumpulan manusia (3 orang lebih),ada tujuan kolektif (bersama),ada seseorang yang dipilih untuk mengarahkan (memimpin) agar tujuan bersama tersebut dapat terealisir.

Banyak para ahli mendefinisikan tentang kepemimpinan,maka dapat disimpulkan,bahwa kepemimpinan adalah kemampuan utntuk mengatur,mempengaruhi atau mengarahkan orang lain (2 orang atau lebih) untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan konstribusi dari masing-masing individu. (Ibrahim Abu Sin< Manajemen Syariah,hal. 129)

Kepemimpinan bukan bakat bawaan yang dibawa dari lahir,tapi merupakan proses dari hasil pembelajaran dan pengalaman.

Istilah pemimpin dan ketua (dan sejenisnya);
Persamaan ke duanya adalah : 1. merupakan jabatan tertinggi dlm struktur organisasi atau lembaga
2. mempunyai kekuasaaan untuk mempengaruhi,mengatur dan mengarahkan anggota organisasi untuk tunduk kpd kepemimpinannya.

Perbedaaanya :1. pemimpin,kepemimpinannya muncul dari aspirasi bawah (anggota) atau buttom-up, sedang ketua biasanya bersifat resmi dan mengikat kepada anggota (top-down) sesuai dengan kondisi,bentuk organisasi atau peraturan pekerjaan.
2. Secara faktual,pemimpin lebih tinggi perannya dibanding ketua,artinya kekuasaan yang dimilikinya tidak hanya bersifat resmi,dan ditetapkan dengan keputusan,namun kekuasaan itu bisa diterima sepenuhnya oleh para bawahan untuk mengikuti arah kepemimpinannya.(ini merupakan buah manis yang pernah dirasakan oleh Rasululloh dan para khulafa'urrosyidin)
3. Sumber kekuasaan seorang pemimpin adalah aspirasi bawahan,sementara ketua sumber aspirasi nya adalah jabatan dan kekuasaan resmi yang diberikan oleh peraturan.
Sehingga seorang ketua yang berhasil adalah manakala mampu mengarahkan bawahan melalui proses interaksi intens untuk saling mempengaruhi. Sikap dan tindakannya bisa diterima  sepenuhnya oleh bawahan,bukan karena kekuasaan resmi yang dimilikinya. (Ibrahim Abu Sin,hal.129-131)

Model kepemimpinan:
- Tidak ada model yang baku tentang kepemimpinan
- Yang ada bahwa seorang pemimpin harus selalu menyatu/berbaur dengan yang dipimpin (bawahan)
- Ronald Lippit & R White pernah melakukan penelitian tentang model kepemimpinan dalam kaitannya dengan adanya hubungan atau korelasi antara model kepemimpinan dengan perilaku bawahan yang nantinya akan berdampak terhadap perilaku individu dan masyarakat. Ketiga model kepemimpinan itu adalah : demokrasi,autoritarian dan laissez-faire.
Demokrasi: kepemimpinan yang dibangun atas rasa kebersamaan,persamaan dan egaliterisme
Autoritarian; kepemimpinan yang dibangun atas kekuasaan mutlak pemimpin,rakyat tinggal melaksanakan
Lassez-fire: pemimpin menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat,pemimpin hanya pasif.

Model kepemimpinan Islam?
Dibangun dengan prinsip pertengahan,moderat,pemimpin harus mempunyai kapabilitas  dan memiliki kompetensi yang mencerminkan pilar-pilar sebuah kepemimpinan.

Bila melihat apa yang disimpulkan oleh Ibrahim Abu Sin dalam Manajemen Syari'ah halaman 155-156, disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan dalam Islam,adalah :
a. Kepemimpinan dalam Islambersifat pertengahan,selalu menjaga hak dan kewajiban individu serta masyarakat dengan prinsip keadilan,persamaan,tidak condong kepada kekerasan dan kelembutan,tidak sewenang-wenang an bebrbuat aniaya,seperti sabda Umar RA: "sesungguhnya persoalan ini tidak patut dan layak,kecuali yang lembut tapi tidak lemah,orang yang kuatr tapi tidak korup (sewenang-
wenang)"
b. Kepemimpinan yang konsen terhadap nilai-nilai kemanusiaan,memperhatikan kemuliannya dan menyerta kannya dalam setiap persoalan krusial dan memperlakukakannya sebaik mungkin.
c. Kepemimpinan yang konsen terhadap kehidupan rakyatnya dan tidak membedakan mereka kecuali berdasarkan besarnya bebantanggung jawab yang diberikan seorang pemimpin seperti ungkapan Umar kpd. Abu Musa al-Asy'ary " bahagiakanlah persoalan rakyat dengan kehadiranmu,engkau adalah bagian dari mereka,tapi sesungguhnya Alloh memberikan beban yang lebih berat kepadamu"
d. Kepemimpinan yang konsen terhadap tujuan dan memberikan kepuasan kepada bawahan dengan membrikan suri tauladan yang baik,konsisten dan tetap bersemangat serta rela berkorban untuk mewujudkan tujuan. Lihat upaya Rasul dan Abu Bakar untuk berdakwah dan memerangi orang-orang murtad.
e. Kepemimpinan yang meimiliki kemampuan strategis,konsen terhadap segala faktor baik internal maupun eksternal yang melingkupi organisasi atau perusahaan>

Minggu, 17 November 2013

Materi kuliah IAD-IBD-ISD kelas IA-1 & 1F-4, tgl, 18 Nopember 2013

RELASI BUDAYA DAN MASYARAKAT

Relasi = hubungan
Budaya = kebudayaan = berkaitan dengan budhi atau akal manusia = hasil cipta,rasa dan karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masyarakat =  sekelompok orang yang memiliki perasaantertentu sehingga menimbulkan keeratanhubungan di antara anggota-anggotanya. Mereka memiliki rasa persatuan karena memiliki kebiasaaan atau kebudayaan yang sama,logat bahsa yang sama,asal-usul yang sama,dan bertempat tinggal dalam batas geografis yang sama. Keeratan ini lebih dirasakan anggota masyarakatnya daripada oleh orang lain. Mereka memiliki ikatan norma-norna dan adat-istiadat ysang sama,sehingga masing-masing merasa memiliki dan merasa bertanggung jawab atas kebutuhan masyarakatnya. (Sujarwa,Ilmu Sosial & Budaya Dasar, hal 290)

Pengertian atau definisi kebudayaan pernah dihimpun oleh A.L Krober dan C.Kluchohn mencapai kisaran 160 macam definisi.(Sujarwa,hal 28)
Sementara itu,di dalam masyarakat.kebudayaan sering diartikan sebagai the general body of Art yang meliputi seni sastra,seni musik,seni pahat,seni rupa,pengetahuan filsafat,atau bagian-bagian indah dari kehidupan manusia (Widdagdho,1991:19-20 dalam Sujarwa,hal. 30)

Bertolak dari berbagai uraian tersebut,pada dasarrnya ,kebudayaan adalah hasil buah budi dan daya manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Pengertian kebudayaan tersebut dapat pula diartikan mencakup segala ciptaan dan tatanan perilaku manusia,baik yan indah (menurut kita) maupun yang tidak indah,yang serba adab (menurut penilaian kita) maupun yang tidak. Budaya ini bisa diikuti nsecara menyeluruh oleh warga masyarakat (universe) atau mungkin hanya oleh suatu kelompok secara khusus (specially) 
Adapun pewarisannya dapat melaluinsuatu transmisi sosial yang bdisebut dengan "proses belajar mengajar", perawatannya berlansung melalui proses penciptaan (termasuk improvisasi dan revisi-revisi)(Sujarwa,hal 30)

Secara antropologis,setiap kebudayaan atau sistem sosial adalah baik bagi masyarakatnya,selama kebudayaan atau sistem tertentu dapat menunjang kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan.
Karenanya,sistem masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak dapata dipertanyakan manakah yang lebih baik.
Sujatmoko menyatakan bahwa Kebudayaan merupakan penjelmaan mansuia dalam menghadapi dimensi waktu,peluang,kesinambungan dan perubahan yakni sejarah (Sujarwa,hal 31).

Dengan demikian,dalam kondisi sosial  budaya yang berbeda maka akan berlainan pula bentuk manisfetasinya.Meski begitu,hakekat yang melandasi sistem sosial budaya tetap sama dalam berbagai bentuk manisfetasi tersebut. Karena kebudayaan itu sendiri,merupakan perwujudan dari budi,yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala segala hal yang ada dalam pengalamannya yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta tersebut berupa berbagai ilmu pengetahuan.
Karsa merupakan kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang "sangkan paran" dari manusia itu sebelum lahir (sangkan),dan kemana manusia sesudah mati (paran).
Rasa adalah kerinduan manusia akan keindahan,sebingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak keburukan/kejelekan. Buah perkembangan rasa itu terjelma dalam bentuk berbagai norma kenidahan yang kemudian menghasilkanberbagai macam kesenian; ( Djojodiguno,1958 dalam Sujarwa,hal 31-32)







Sabtu, 09 November 2013

Materi kuliah IAD-ISD-IBD kls IA-1 & IF-4 tgl. 11 Nopember 2013


KONSEP KEBUDAYAAN ; Pengertian,unsur dan pembahasannya;

Pengertian, menurut bahasa: berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris disebut dengan culture,dari bahasa latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan.
Kata culture kadang di terjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia,masing masing masyarakat mempubyai kebudayaan,yangberbeda dalam perkembangannya tergantung dari terpenuhinya kebutuhan masyarakatnya.

Menurut istilah,kebudayaah banyak yang memberikan definisi,salah satunya definisi dari Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya,rasa dan cipta masyarakat. 
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan. Hal ini diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekauatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas,di dalamnya termasuk agama,ideologi, kebatinan,kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yhang hidup sebagai anggota masyarakat
Selanjutnya cipta merupakan kemampuan mental,kemampuan pikir dari orang hidup bermasyarakat untuk menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
Rasa dan cipta  dinamakan kebudayaan rohaniah, Semua karya,rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya,agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar,bahkan seluruh masyarakat. (Buku IAD-IBd-ISD IAIN Sunan Ampel hal 134-135)

Beberapa pengertian kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli,mengisyaratkan bahwa kebaudayaan tidak akan bisa muncul tanpa adanya manusia atau masyarakat,sebaliknya adanya masyarakat memunculkan adanya kebudayaan sebagai bentuk dari kebutuhan hidup mereka. Dengan demikian sumber kebudayaan adalah masyarakat.

Dari segi jenis-jenisnya,maka kebudayaan dibagi menjadi 3 macam ;
a. Hidup-kebatinan manusia,yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadat nya yang halus dan indah,tertib damainya pemerintahan negeri,tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
b. Angan-angan manusia,yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa,kesusateraan dan kesusilaan
c. Kepandaian manusia,yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian,tentang perusahaan tanah, perniagaaan,kerajinan,pelayaran,hubungan lalu-lintas,kesenian yang berjenis-jenis semuanya indah. (Ibid 158-159)

Ciri-ciri kebudayaan manusia ;
Sebagai bagian kehidupan manausia,maka kebudayaan mengalami proses yang cukup panjang yang berciri sebagai berikut;
a. adanya wujud dari budaya berupa ide,gagasan dan pemikiran serta hasil cipta,rasa dan karsa manusia.
b.adanya tujuan berbudaya berupa pemenuhan kebutuhan hidup.
c. adanya proses dalam berbudaya berupa belajar.
d. adanya kegunaaan berbudaya,berupa pewarisan pada generasi berikutnya.

Unsur-unsur kebudayaan ;
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4.Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian.

Kontjaraningrat meminjam istilah dari JJ Honigmann membagi adayab tigan gejala kebudayaan,yaitu : ideas, activities dan artifact, yang kemudian diperjelas olehnya dengan 3 wujud kebuyaaan yaitu :
1. wujud kebudayaan sebagai sesuatu yang kompleks dari ide-ide,gagasan-gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakanberpola dari manusia dalam masyarakat
3. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
(Ibid,hal 182-183)