Minggu, 24 Maret 2013

Materi kuliah Analisis dan Formulasi Kebijakan 26 Maret 2013

Proses kebijakan publik;
Langkah-langkah proses kebijakan publik :
Anderson :  Agenda setting, policy formulation,policy adoption,policy implementation,policy assesment/evaluation.
Ripley ; agenda setting,  formulation and legitimating of goal and programs,programs implementation, performance and impact,decision about the future of the policy and program.
Dye ; identifikasi masalah kebijakan,penyusunan agenda,perumusan kebijakan,pengesahan kebijakan,implementasi kebijakan,evaluasi kebijakan.

Proses kebijakan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan dengan, bagaimana:
a, masalah dirumuskan, b, agenda kebijakan ditentukan, c,kebijakan dirumuskan, d, keputusan kebijakan diambil, d. Kebijakan dilaksanakan, d, kebijakan dievaluasi.

Setiap tahapan proses kebijakan terdapat pertanyaan kunci yang perlu dijawab untuk kepentingan analisis proses kebijakan publik.
1. Problem identification
    a. Apa yang dimaksud dengan masalah kebijakan?
    b. Apa yang menyebabkan masalah menjadi masalah kebijakan?
2. Formulation
    a. Bagaimana alternatif kebijakan dikembangkan?
    b. Siapa yang berpartisipasi dalam perumusan (formulation) kebijakan?
3. Adopsi
    a. Bagaimana alternatif kebijakan diadopsi dan diundangkan?
    b. Persyaratan apa yang harus dipenuhi?
    C. Siapa yang mengadopsi kebijakan?
    d. Proses apa yang dilakukan?
    E.  Apa saja muatan kebijakan yang telah diadopsi
4. Implementasi
    a. Siapanyang terlibat dalam pelaksanaan?
    b. Apa yang dilakukan agar suatu kebijakan publik dapat menimbulkan efek?
    c. Apa dampaknya terhadap muatan kebijakan publik?
5. Evaluation
    a. Bagaimana efektivitas atau dampak suatu kebijakan diukur?
    b. Siapa yang melakukan Kebijakan?
    c. Apa konsekwensi yang ditimbulkan oleh evaluasi kebijakan?
    d. Apa ada tuntutan (demands) untuk mengubah atau mencabut kebijakan?
(Joko widodo, hal 17-18).

Proses Formulasi Kebijakan Publik,
a. Identifikasi dan pemahaman masalah ; Perubahan terjadi baik lingkungan internal maupun eksternal akan menimbulkan dampak,apakah dampak tersebut dikehendaaki atau tidak. Perubahan yg dapat menimbulkan dampak ini tentu akan menimbuilkan masalah dan harus dipikirkan langkah antisipasi atau upaya pemecahannya. Oleh karena itu langkah penting dalam Proses identifikasi dan memahami masalah kita harus mampu melakuan pemetaan situasi masalah dengan cara melakukan pencermatan atau mengenali (scanning) setiap perubahan yang terjadi. Baik pada lingkungan internal maupun eksternal.
Salah satu metode mengenali (scanning) untuk memahami masalah akibat terjadinya pefubahan lingkungan baik internal maupun  eksternal adalah teori "gunung es" (ice berg and level perspective). Menurut teori ini (iceberg theory ),pemahaman masalah yg dihadapi organksasi publik,senantiasa diawali dari adanya kejadian-2 (events) yang mengemuka di masyarakat. Berdasarkan kejadian-2 itu dapat dikemukakan apa yang menjadi kecenderungan atau perilaku (pattern of behaviour ) dari peristiwa itu. Atas dasar pola perilaku yang sama ini,kemudian bisa ditemukan apa yang menjadi struktur sistemik (systemic structure ) permasalahan masyarakat. Setelah ditemukan struktur sistemik. Permasalahn dari events tadi, baru dapat ditemukan mental models masalah sebagai akar masalah. Berdasarkan akar masalah tersebut, kemjdian dapat ditentukan kerangka intervensi strategis apa (desain kebijakan) yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang mengemuka tersebut. Manakala struktur sistemik telah diintervensi,maka pola perilaku permasalahan tadi tidak akan terulang lagi. Dalam hal ini otomatis peristiwa -peristiwa. (events ) tidak akan mengemuka lagi di masyarakat.

Events, merupakan peristiwa -peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Pattern of behaviour, merupakan pola perilaku atau kecenderungan-kecenderungan yang sama dari peristiwa -peristiwa yang terjadi.
Systemic structure, merupakan struktur hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain.
Mental Models, merupakan akar masalah yang diperoleh dari kesimpulan struktur hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain yang terjadi dalam masyarakat.

Pemahaman masalah secara bertingkat menurut teori gunung es ini menghasilkan perspektif pengertian dan pemahaman yang bertingkat pula (level of perspective ). Pemahaman masalah tersebut juga dapat menemukan pola pikir dan jenis tindakan tertentu (intervensi ) apa yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi masalah yang mengemuka.
Pemahaman masalah secara bertingkat ini menggambarkan pada kita bahwa peristiwa (events ) yang terjadi sesungguhnya berakar pada pola perilaku (pattern of behaviour ),dan pola perilaku berakar dari struktur sistemik.  Pola perilaku ini menggambarkan adanya saling keterkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya meskipun belum terstruktur. Sementara itu,struktur sistemik menggambarkan hubungan secara menyeluruh dari saling berinteraksi,dan interdependence antara peristiwa satu dengan peristiwa lain yang terjadi. Kesimpulan hubungan yang menyeluruh dan saling berinteraksi dan interdependence antara peristiwa satu dengan lainnya disebut Mental models. Mental models ini merupakan akar dari masalah terjadinya peristiwa yang mengemuka di masyarakat.

Setelah berhasil memahami tingkatan perspektif masalah yang mengemuka di masyarakat berdasarkan teori gunung es ini,selanjutnya teori ini akan dijadikan pijakan dasar dalam melakukan pemetaan situasi masalah yang mengemuka di masyarakat.
Keseluruhan unsur2 yang terkandung dalam pemahaman masalah menurut teori gunung es tersebut akan membantunmemetakan situasi masalah yang dihadapi oleh organisasi.

Events merupakan peristiwa peristiwa yang terjadi di masyarakat,bisa jadi banyak sekali frekuensi maupun variasi dan intensitasnya. Proses mengenali (scanning) terhadap peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian di masyarakat menghasilkan setumpuk masalah yang sering disebut "meta masalah ". Dari setumpuk peristiwa,kejadian,dan masalah yang berhasil kita kenali itu,kemudian dilihat kesamaan-kesamaan proses terjadinya. Berdasarkan peristiwa, kejadian atau masalah yang memiliki kesamaan-kesamaan itu akan menghasilkan suatu pola perilaku atau kecenderungan -kecenderungan (pattern of behaviour )dari setumpuk peristiwa,kejadian atau masalah yang mengemuka di masyarakat itu.

Peristiwa, kejadian dan masalah yang terjadi masyarakat dan memiliki kecenderungan yang sama itu kemudian didefinisikan untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain yang memiliki kesamaan atau kecenderungan itu,dan sekaligus mengetahui sebab dan akibatnya. Melalui aktivitas pendefinisian ini,akan diketahui bagaimana struktur hubungan sistemik (systemic structure ) diantara peristiwa, kejadian dan masalah itu.

Struktur hubungan sistemik yang menunjukkan hubungan sebab akibat di antara peristiwa, kejadian dan masalah yang mengemuka di masyarakat, selanjutnya dilakukan spesifikasi atas serangkaian hubungan peristiwa, kejadian dan masalah tadi. Dari sekian banyak kejadian, peristiwa dan masalah yang saling berhubungan tadi,setelah didefinisikan tinggal beberapa peristiwa, kejadian, masalah saja yang perlu dipilih mana yang akan diintervensi untuk mengantisipasi atau mengatasinya.
(Joko Widodo,44-49)





.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar